Organ Reproduksi Pada Pria beserta Fungsinya

Diposting pada

organ-reproduksi-pria

Pengertian Reproduksi

Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia   untuk   menghasilkan   keturunan   yang   baru diawali   dengan   peristiwa   fertilisasi.   Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generatif atau seksual.

Organ reproduksi pria ialah sekelompok organ yang terlibat dalam sistem reproduksi dan juga terbagi menjadi 2 bagian, yakni ialah organ internal dan juga organ eksternal. Organ reproduksi pada pria dimiliki sejak lahir, tetapi kemampuan reproduksi baru akan dimulai sesudah masa pubertas. Masa pubertas dimulai sejak kisaran umur 9-15 tahun. Organ reproduksi pria berguna untuk menghasilkan air mani dan juga sperma di dalamnya, lalu memasukkan sperma ke dalam organ reproduksi wanita untuk melakukan proses pembuahan.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Alat dan Struktur Reproduksi Pria


Alat Reproduksi Pria

Alat Reproduksi Pria

Kelamin atau alat reproduksi pada pria memiliki dua fungsi yaitu untuk menghasilkan sel-sel kelamin dan menyalurkan sel-sel kelamin tersebut ke saluran kelamin wanita. Alat reproduksi pria dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu alat kelamin bagian dalam dan alat kelamin bagian luar.

Alat kelamin bagian dalam terdiri atas testis, saluran reproduksi, dan kelenjar-kelenjar kelamin, sedangkan alat kelamin bagian luar hanya terdiri dari satu bagian, yaitu penis. Berikut ini akan diuraikan masing-masing bagian Struktur alat reproduksi pria.

Untuk dapat mengetahui reproduksi pada manusia, kita harus mengetahui terlebih dahulu organ-organ  kelamin yang terlibat serta proses yang berlangsung di dalamnya.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Fungsi Mulut Manusia Beserta Pengertian dan Fungsi


Organ Reproduksi Pada Pria

 Dibedakan menjadi organ kelamin luar dan organ kelamin dalam.

  • Organ Reproduksi Luar

Alat kelamin luar hanya terdiri dari, yaitu dikenal dengan nama penis dan Scrotum. Penis ini berfungsi sebagai alat kopulasi atau organ persetubuhan, yaitu organ atau alat untuk memasukkan cairan semen ke dalam alat kelamin wanita.

Penis

a. Penis

Penis merupakan organ kopulasi yaitu hubungan antara alat kelamin jantan dan betina untuk memindahkan semen ke dalam organ reproduksi betina. Penis diselimuti oleh selaput tipis yang nantinya akan dioperasi pada saat dikhitan/sunat.

Di dalam penis terdapat uretra yang merupakan muara bagi saluran kencing dan saluran kelamin. Di samping itu, di dalam penis juga terdapat korpus kavernosum atau badan rongga, yaitu dua korpus kavernosum penis di sisi uretra dan satu korpus kavernosum penis di bawah uretra. Apabila terjadi rangsangan rongga ini akan terisi darah, sehingga dapat menyebabkan penis membesar dan memanjang serta menegang yang dikenal sebagai proses ereksi.

Selain itu, pada penis terdapat bagian yang disebut kepala penis (glans penis). Bagian ini merupakan ujung penis tempat terdapatnya lubang uretra (urifisium uretra) dan ujung-ujung saraf perasa. Pada kepala penis terdapat kulit penutup yang dapat melipat disebut kulup (preputium).

b. Scrotum

Scrotum merupakan selaput pembungkus testis yang merupakan pelindung testis serta mengatur suhu yang sesuai bagi spermatozoa. Skrotum disusun oleh otot-otot berikut.

  • Ototdartos
    Otot dartos merupakan otot yang membatasi antara skrotum kanan dan kiri. Otot dartos berfungsi untuk menggerakkah skrotum untuk mengerut dan mengendur. Skrotum memiliki adaptasi terhadap udara yang panas maupun dingin. Pada saat udara panas maka tali yang mengikat skrotum akan mengendur untuk membiarkannya turun lebih jauh dari tubuh. Sebaliknya apabila udara dingin maka tali tersebut akan menarik skrotum mendekati tubuh sehingga akan tetap hangat. Hal ini dilakukan untuk menunjang fungsi dari testis.
  • Ototkremaster
    Otot kremaster merupakan penerusan otot lurik dinding perut. Otot ini berfungsi untuk mengatur suhu lingkungan testis agar stabil, karena proses spermatogenesis dapat berjalan dengan baik pada suhu stabil, yaitu 3 oC lebih rendah dari suhu di dalam tubuh. Suhu yang tidak sesuai akan menghambat produksi spermatozoa.

Gangguan demam dapat mengakibatkan penurunan produksi spermatozoa. Pada pria dianjurkan memakai pakaian yang longgar untuk menunjang kesuburan laki-laki. Struktur dari kantong skrotum yaitu banyak lipatan kulit yang berfungsi untuk memperluas permukaan penguapan. Kulit kantong skrotum memiliki banyak kelenjar keringat,m untuk mendinginkannya dilakukan melalui proses penguapan air keringat.

Hormon testosteron ini juga akan menentukan sikap mental seorang laki-laki, serta penampilan kejantanan tubuhnya. Tanpa hormon ini seorang laki-laki akan berkulit lembut, lemah gemulai, seperti ciri-ciri seorang wanita.

Pada seorang laki-laki testis dapat mengalami gangguan, antara lain tumor, yaitu pembengkakan yang terjadi pada testis. Pembengkakan dapat juga diakibatkan pengumpulan cairan antara lapisan-lapisan pembungkus atau pembesaran pembuluh darah balik. Gondongan pada orang dewasa dapat pula menyebabkan pembengkakan dan peradangan testis sehingga menimbulkan kemandulan.


  • Organ Reproduksi Dalam

Alat kelamin bagian dalam terdiri atas sepasang testis, saluran reproduksi, dan beberapa kelenjar kelamin.

Testis

  1. Testis
    Testis atau yang lazim dikenal dengan sebutan buah zakar merupakan suatu alat dengan fungsi ganda, selain sebagai penghasil sel kelamin jantan (spermatozoa) juga merupakan organ hormon endokrin. Hormon yang dihasilkan testis adalah hormon testosteron, yaitu hormon kelamin jantan yang utama. Disebut demikian, karena hormon inilah yang suatu saat bertanggung jawab memperlihatkan ciri-ciri kelamin sekunder pada pria. Ciri-ciri kelamin sekunder, tersebut antara lain adanya janggut, suara membesar, dan bentuk badan yang akan tampak pada saat seorang pria yang mencapai masa pubertas (masa kematangan seksual).
    Testis berbentuk bulat telur yang jumlahnya sepasang dan terdapat pada suatu kantong pelindung disebutskortum. Setiap testis dilengkapi dengan saluran-saluran halus yang disebut tubulus seminiferus. Tubulus seminiferus ini apabila direntangkan dari ujung yang satu ke ujung yang lain berukuran lebih dari 200 m. Pada dinding-dinding tubulus seminiferus terdapat bakal sperma yang disebut spermatogonia dengan jumlah kromosom diploid.
    Spermatogonia ini suatu saat akan berubah menjadi spermatozoa. Proses perubahan spermatogonium menjadi sperma (spermatozoa) terjadi melalui dua proses pembelahan sel yang berlangsung secara meosis. Dengan demikian, setiap spermatogonium suatu saat akan menghasilkan empat sel sperma. Di samping spermatogonia, pada tubulus seminiferus terdapat pula sel-sel berukuran besar yang disebut sel sertoli. Sel sertoli inilah yang berperan sebagai penyedia makanan bagi spermatozoa-spermatozoa tersebut.
  2. Saluran reproduksi
    Saluran reproduksi pada pria terdiri atas duktus epididimis, duktus deferens (saluran sperma), vesikula seminalis (kantung sperma), dan duktus ejakulatorius (saluran pemancaran). Saluran-saluran tersebut saling berhubungan satu sama lain membentuk satu kesatuan saluran reproduksi. Duktus epididimis berjumlah sepasang terdapat bersama-sama testis di dalam skrotum yang merupakan tempat terjadinya proses pematangan sperma.
    Saluran ini terletak di sebelah belakang atas dari testis dan tampak berkelok-kelok. Saluran lanjutan dari epididimis, dikenal sebagai vas deferens, jumlahnya sepasang, berupa saluran lurus untuk mengangkut spermatozoa dari duktus epididimis ke kantong sperma yang dikenal sebagai vesika seminalis. Vesika seminalis ini berupa sepasang kantong yang dinding-dindingnya menghasilkan suatu cairan untuk makanan bagi spermatozoa. Letak vesika seminalis, yaitu di belakang vesika urinaria (kantong kemih).
    Vas deferens yang arahnya ke atas, kemudian melingkar dan salah satu ujungnya berakhir di kelenjar prostat. Di belakang kandung kemih vas deferens ini bersatu membentuk suatu saluran yang dikenal sebagai duktus ejakulatorius. Duktus ejakulatorius ini berjumlah sepasang yang fungsinya untuk memancarkan semen (mani) dan vesika seminalis. Uretra dan duktus ejakulatorius bersama-sama berakhir di ujung penis.
  3. Kelenjar kelamin
    Saluran-saluran kelamin dilengkapi oleh tiga macam kelenjar kelamin yang fungsinya menghasilkan sekret. Kelenjar-kelenjar yang melengkapi saluran kelamin itu terdiri atas vesikula seminalis, kelenjar prostat, dan kelenjar boulbouretral yang lebih dikenal sebagai kelenjar cowper. Ketiga kelenjar tersebut memiliki peranan yang berbeda-beda.
    Vesikula seminalis merupakan kelenjar yang jumlahnya sepasang terletak di bagian atas dan bawah kandung kemih. Kelenjar ini sebagai penghasil semen yang terbesar, yaitu sekitar 60% dari volume total semen. Cairan yang dihasilkan kelenjar ini berwarna jernih, kental karena mengandung lendir, asam amino, dan fruktosa. Cairan ini berperan sebagai makanan bagi sperma. Selain cairan tersebut, kelenjar ini mengekskresikan prostaglandin yang berguna untuk merangsang otot uterin berkontraksi sehingga semen dapat terdorong mencapai uterus. Kelenjar boulbouretral yang disebut juga sebagai kelenjar cowper, merupakan kelenjar yang menghasilkan lendir pelindung pada saat ejakulasi terjadi. Kelenjar ini bermuara di pangkal uretra dan jumlahnya sepasang. Kelenjar prostat memiliki ukuran yang lebih besar jika dibandingkan dengan ukuran kedua kelenjar kelamin lainnya.
    Sekret yang dihasilkan oleh kelenjar prostat ini berupa cairan encer yang menyerupai susu dan bersifat alkalis, sehingga dapat berperan sebagai penyeimbang (buffer) bagi keasaman residu urin di uretra dan derajat keasaman vagina. Cairan ini suatu saat akan berkumpul di uretra melalui saluran-saluran kecil.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Sistem Organ Pada Tubuh Manusia dan Fungsinya


Sistem Saluran Genital

  • Tubulus recti
    Tubulus recti ialah kelanjutan dari tubulus seminiferus yang berupa saluran lurus. Saluran ini bermula dari puncak setiap lobulus testis.
  • Rete testis
    Tubulus recti yang bermula dari puncak setiap bolus testis akan memasuki mediastinum testis dan juga membentuk serabut anyaman. Bagian ini yang dinamakan dengan rete testis. Spermatozoz sangatlah cepat ketika melewati rete testis sehingga testis jarang ditemukan pada saluran ini.
  • Duktus efferens
    Saluran ini mempunyai panjang sekitar 6-8 cm dengan diameter 0.05 mm yang ialah saluran lanjutan dari rete testis. Pada bagian dalam duktus efferens terlapisi oleh epitel selapis silindris dan juga bersilia yang terkadang bersifat motil, motil silia hanya ada di dalam duktus efferens. Duktus efferens mempunyai fungsi untuk mendorong spermatozoa menuju epididimis.
  • Duktus epididimis
    Duktus epididimis ialah saluran panjang yang berliku liku dan juga terletak di atas testis. Panjang  Saluran ini ialah 5 sampai 7 meter, dan juga di dalam saluran ini spermatozoa berjalan sangatlah lambat. Panjang dan juga lamanya sperma didalam saluran ini mengakibatkan sel sperma akan mengalami pematangan yang sanga sempurna. saluran duktus epididimis terletak  tepat pada setelah saluran duktus efferens, dan juga disekitar duktus epididimis ada otot polos yang bisa membantu sel sel spermatozoa untuk menuju ke saluran selanjutnya.
  • Duktus Defferens
    Setelah melewati pematangan didalam saluran Duktus epididimis, sel spermatozoa selanjutnya akan keluar dari skrotum dan juga naik ke atas melalui saluran duktus deferens. Pada ujung saluran ini ada pelebaran saluran yang disebut dengan ampulla duktus deferens.
  • Duktus ejakulatorius
    Saluran terakhir dari rangkaian saluran genitalia ini ialah Duktus ejakulatorius. Saluran ini menembus kelenjar prostat selanjutnya saluran Duktus ejakulatorius masuk ke saluran uretra.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : 5 Organ Tubuh Vital Manusia Beserta Fungsinya


Kelenjar Genital

Vesikula seminalis

Pada kelenjar ini menghasilkan sekresi yang terkandung protein globulin, fruktosa, asam askorbat, dan juga prostaglandin yang dapat mempengaruhi ketika fertilisasi  terjadi di dalam saluran reproduksi wanita. Saluran ini memiliki panjang sekitar 5 hingga 10 cm, saluran ini berbentuk tonjolan dari duktus deferens yang masih berbentuk saluran dan juga terletak di belakang prostat. Ukuran kelenjar vesikula seminalis lebih kecil dari kelenjar prostat, tetapi mampu menghasilkan cairan semen sebanyak 60 % dari ke seluruhan cairan semen. Pada cairan sekresi yang dikeluarkan oleh vesikula seminalis mempunyai pH 7,3 sehingga tergolong dalam cairan yang bersifat basa, bersifat kental dan juga menjadi cairan penyangga dari sel sel sperma.

Kelenjar Prostat

Bila dilihat dari ukurannya, kelenjar prostat ialah kelenjar terbesar yang ada pada sistem reproduksi laki laki. Kelenjar prostat terletak di bawah vesika urinaria. Kelenjar prostat pun menghasilkan cairan penyangga semen sebanyak 30% dari total cairan semen yang bersifat encer dan juga berwarna putih seperti susu. enzim acid-phosphatase, asam sitrat, dan fosfolipid ialah enzim yang terkandung didalam cairan tersebut.

Kelenjar Bulbo-urethralis

 Kelenjar ini disebut juga dengan kelenjar cowpery yang berukuran sebesar kacang hijau. Kelenjar ini merupakan sepasang kelenjar yang dapat menghasilkan cairan bersifat kental, seperti lendir serta nampak jernih. Kelenjar Bulbo-urethralis terletak di belakang urethra pars membranacea.

Hormon yang berperan di Genitalia Pria

  • FSH – Hormon FSH (Follicle stimulating hormone)
    Kelenjar hiposisis anterior yang ada didalam otak menghasilkan FSH. Hormone ini berguna untuk merangsang sel sertoli untuk membentuk Anrogen Bound Protein / ABP. ABP selanjutnya akan diterima oleh reseptor ABP lalu akan berikatan dengan hormone testosterone masuk ke dalam tubulus seminiferus dan juga berguna memelihara spermatogenesis.
  • LH – Luteinizing Hormone atau LH­­
    Kelenjar hiposisis anterior yang ada didalam otak juga menghasilkan Luteinizing Hormone / LH.  Hormone ini berguna sebagai hormone yang merangsang sel-sel leydig untuk menekskresikan hormone testosterone.

Testosteron

Hormone ini dihasilkan oleh sel-sel interstitial / sel leydig yang berada di antara tubulus seminiferus. Hormone inilah yang dihasilkan oleh sel interstitial mempunyai banyak kegunaan bagi tubuh laki laki,  diantaranya ialah untuk memberikan rangsangan / stimulant dalam pertumbuhan dan juga perkembangan saluran-saluran reproduksi pria, menstimulasi keluarnya dan juga memelihara sifat-sifat seks sekunder pria, dapat membangkitkan nafsu birahi, dan juga memberikan kemampuan pada kegiatan seksual


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Bagian Indra Pendengaran


Hormon Pada Genitalia Pria

  • FSH – Hormon FSH (Follicle stimulating hormone) merupakan hormone yang dihasilkan oleh kelenjar hiposisis anterior yang berada di otak. Hormone ini berperan memicu sel sertoli untuk membentuk Anrogen Bound Protein atau ABP. Selanjutnya, reseptor ABP ini akan berikatan dengan testosterone dan masuk ke dalam tubulus seminiferus dan berperan memelihara spermatogenesis.
  • LH – Luteinizing Hormone atau LH juga berasal dari kelenjar hipofisis anterior. Fungsinya pada sistem reproduksi  yakni untuk merangsang sel-sel leydig untuk menghasilakna hormone testosteron
  • Testosteron – Seperti dijelaskan di atas, hormon testosteron dihasilkan oleh sel-sel interstitial atau sel leydig yang berada di antara tubulus seminiferus. Hormon ini memiliki beberapa fungsi penting diantaranya menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan saluran-saluran reproduksi pria, menampakkan dan memelihara sifat-sifat seks sekunder pria, membangkitkan nafsu birahi, serta memberikan kemampuan untuk bersetubuh.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Embrio Pada Manusia dan tahapan perkembangan embrio


Penyakit atau Kelainan Reproduksi Pria

Gangguan Reproduksi Pria

  1. Hipogonadisme
    Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda- tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
    Disfungsi erektil yang disebut impotens, adalah ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk menyelesaikan koitus. Pasien dapat melaporkan penurunan frekuensi ereksi, ketidakmampuan untuk mencapai ereksi yang keras atau detumescence ( menghilangkan ereksi ) yang cepat.
  2. Kriptorkidisme
    Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
  3. Masalah  Ejakulasi Dini
    Ejakulasi premature terjadi ketika pria tidak dapat secara sadar mengontrol reflex ejakulasi dan sekali terangsang, pria akan langsung mencapai orgasme atau segera setelah masuk ke liang vagina ( intromisi ). Kondisi ini merupakan disfungsi umum pada pria. Ejakulasi Lambat ( Retarded Ejaculation ). Ejakulasi lambat adalah penghambatan imvolunter reflek ejakulasi . berbagai respon mencakup ejakulasi okasional melalui hubungan seksual atau stimulasi mandiri atau ketidakmampuan komplit untuk ejakulasi di bawah segala situasi.
  4. Gangguan Akibat Kekurangan Testosteron.
    Tidak ada atau berkurangnya testosteron dalam perkembangan embrio/janin dengan kromosom XY mengakibatkan terbentuknya genitalia eksternal perempuan atau genitalia eksternal ganda. Pada perkembangan janin tahap akhir, testis turun dari abdomen ke skrotum atas pengaruh testosteron. Jika kadar testosteron tidak memadai, maka testis tidak akan turun. Keadaan ini, kriptorkidisme, berkaitan dengan adanya kemungkinan terjadin penyakit di kemudian hari.

Abnormalitas kadar testosteron pada masa pra pubertas dan pubertas mengakibatkan terlambatnya penutupan epifisis ddan proporsi kerangka eunukoid dengan rentang lengan lebih panjang 2 inci atau lebih tinggi dari tinggi badan, dan jarak dari tumit sampai tulang pubis dua inci atau lebih panjang dari jarak tulang pubis sampai ke puncak kepala.

Selain itu, perubahan-perubahan lain akibat pengaruh testosteron seperti suara yang dalam; pertumbuhan rambut pubis dan aksila; pertumbuhan jenggot; testis, penis, dan ukuran prostat; dan perkembangan bentuk tubuh laki-laki tidak akan terjadi. Hipogonadisme sebelum pubertas mengakibatkan eunukoidisme.
Pada laki-laki dewasa, testosteron berfungsi mempertahankan karakteristik seksual laki-laki, akan tetapi hilangnya testosteoron biasanya secara klinis tidak jelas. Namun demikian, testosteron dalam jumlah yang tidak memadai pada masa dewasa akan mengakibatkan fungsi seksual yang buruk (yaitu, impotensi dan hilangnya libido); dan kualitas serta kuantitas sperma yang buruk (yaitu, infertilitas).


Kelainan Sistem Reproduksi Pria

Alat kelamin laki-laki dan perempuan terbentuk dari jaringan yang sama dalam embrio. Ketika bertindak berdasarkan testosteron tingkat tinggi sebelum lahir (sama pada janin laki-laki normal), kelamin menjadi penis, skrotum, dan penile urethra. Rendah atau tidak adanya tingkat testosteron membuat terbentuknya klitoris, labia majora, dan separate vaginal dan saluran urethral.

Testosteron tingkat intermediate menyebabkan kelamin rancu ; kelamin laki-laki memiliki penis dan testikel kecil yang menetap di perut sebagai gantinya masuk kedalam skrotum (undescended testicle, juga dikenal sebagai cryptorchidism), dan kelamin wanita memiliki klitoris yang membesar dan menyatu dengan labia. Penampakan kelamin pada kedua kelamin sangat mirip.

Pseudohermaphroditism pada laki-laki (better termed undervirilized 46,XY int*rs*x), terjadi pada kelamin laki-laki yang memiliki kelamin luar yang terlihat sebagai wanita tetapi memiliki undescended testikel.  Pseudohermaphroditism kemungkinan disebabkan oleh kekurangan sebelum lahir pada hormon kelamin laki-laki (androgen), sebuah kemampuan jaringan tubuh untuk bereaksi terhadap androgen, mengarah kepada hormon kelamin wanita (estrogen), atau ketidakmampuan kromosom. Setelah terbentuk, testis memproduksi lebih banyak androgen tubuh laki-laki. Tidak ada atau tidak terbentuknya testis disebabkan kekurangan androgen.

Kekurangan androgen selama masa kanak-kanak menyebabkan pembentukan kelamin yang tidak sempurna. Anak laki-laki yang terkena mendapatkan suara yang melengking dan otot pembentukan yang lemah untuk seusianya. Penis, testis, dan skrotum tidak terbentuk. Rambut di kelamin dan rambut di ketiak adalah tipis, dan lengan serta kaki panjangnya tidak normal. Kekurangan androgen bisa diobati dengan testosteron. Testosteron tersebut biasanya diberikan dengan suntikan atau melalui lapisan kulit. Suntikan dan aplikasi kulit menyebabkan beberapa efek samping dibandingkan menggunakan testosteron yang diminum. Testosteron merangsang pertumbuhan, perkembangan kelamin, dan kesuburan.


Daftar Pustaka

  • Kadaryanto et al. 2006.20. Biologi 2. Yudhistira, Jakarta.
  •  Saktiyono. 2004. 86-93, 96, 98.Sains : Biologi SMP 3. Esis-Penerbit Erlangga, Jakarta.
  •  Tim IPA SMP/MTs. 2007.14. Ilmu Pengetahuan Alam 3. 15-18. Galaxy Puspa Mega, Jakarta.
  •  Tim Biologi SMU.1997. 320,339-344, 348,349, 354-359. Biologi 2. Galaxy Puspa Mega. Jakarta.