Pengertian dan Ciri-ciri Puisi

Diposting pada

ciri-puisi

Pengertian Puisi

Sebelum kita membahas tentang cirri-ciri puisi, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa yang di namakan puisi, berikut ini penjelasan mengenai puisi secara umum dan menurut para ahli.

Secara umum penjelasan puisi ialah sebuah karya sastra yang memiliki unsur irama, ritma, diksi, lirik dan memakai kata kiasan dalam setiap baitnya guna untuk menciptakan estetika bahasa yang padu. Puisi juga hadir dan menjadi hasil buah pemikiran dan ekspresi penyair.

Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang mengungkapkan sebuah perasaan dan suatu pikiran dari penyair secara imajinatif, tersusun, serta disusun dengan mengonsentrasikan sebuah kekuatan bahasa dengan sebuah struktur fisik dan struktur batinnya.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Inilah Langkah & Membuat Puisi Dengan Baik Dan Sudah Tidak Diragukan lagi


Puisi Menurut Para Ahli

Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008)

Puisi ialah gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan tertata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan juga membangkitkan tanggapan khusus melalui penataan bunyi, irama, dan makna yang khusus.

Menurut para Ahli “Djososuroto”

Puisi adalah mencari sesuatu dan melukiskan “yang diidamkan” (the idea). Dengan seperti itu mka tujuan isi bukanlah melukiskan kebenaran, melainkan memuji kebenaran dan memberikan jiwa pada suatu gambaran yang lebih indah. Unsur keindahan yang ada pada puisi satu diantaranya ialah rasa.

Menurut Rahmat Joko Pradopo

Puisi ialah ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan, ia mampu membangkitkan imajinasi panca indera dalam suasana yang berirama.

Menurut Djososuroto

Puisi ialah hal mencari dan melukiskan “yang diidamkan” (the idea). Dengan demikian tujuan isi bukanlah melukiskan kebenaran, melainkan memuja kebenaran dan memberi jiwa suatu gambaran yang lebih indah. Unsur keindahan dalam puisi satu diantaranya adalah rasa.

Menurut Tjahjono

Puisi adalah pembentuk, pembangun atau pembuat, karena memang pada dasarnya dengan menciptakan sebuah puisi maka seorang penyair telah membangun, membuat atau membentuk sebuah dunia baru, secara lahir maupun batin.

Menurut Shahnon Ahmad

bahwa pengertian puisi terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya. Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-baur.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian dan Ciri Cerpen beserta Unsur dan Struktur


Unsur dalam Puisi

  • Diksi
    Diksi Adalah satu penentuan kata yang pas dalam puisi. Pilihan kata yang pas, akan menghidupkan situasi, perasaan, serta keindahan dari puisi.
  • Majas
    Majas Adalah satu gaya bhs yang berbentuk kiasan. Pengarang puisi biasanya memakai bhs kiasan untuk bikin puisi terlihat indah serta menarik. Bhs kiasan mempunyai tujuan untuk mengemukakan otomatis tentang arti yang disebut oleh pengarang puisi.
  • Rima atau Unsur Bunyi
    Rima atau unsur bunyi atau bisa disebut sebagai sajak. Adalah satu pengulangan bunyi yang berselang, baik didalam larik sajak ataupun pada akhir larik di sajak. Pengulangan bunyi ini ditujukan untukmenambah nilai merdu dari puisi.
  • Citraan atau Imajinasi
    dipakai untuk memancing imajinasi dari pembaca. Pengarang puisi bakal memakai kata yang bisa dipakai untuk mengungkap pengalaman imajinasinya. Kata – kata yang dipakai itu memberi kesan – kesan pada panca indra untuk pembaca.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian dan Jenis Prosa beserta Contohnya


Struktur Dalam Puisi

Struktur Batin

Struktur batin puisi bisa disebut juga sebagai hakikat suatu puisi,  yang terdiri dari beberapa hal, seperti :

  • Tema/ Makna (sense)
    Ini ialah unsur utama dalam puisi karena dapat menjelaskan makna yang ingin disampaikan oleh seorang penyair dimana medianya berupa bahasa.
  • Rasa (feeling)
    Ini ialah sikap sang penyair terhadap suatu masalah yang diungkapkan dalam puisi. Pada umumnya, ungkapan rasa ini berkaitan dengan latar belakang sang penyair, misalnya agama, pendidikan, kelas sosial, jenis kelamin, pengalaman sosial, dan lain-lain.
  • Nada (tone)
    Nada adalah sikap seorang penyair terhadap audiensnya serta sangat berkaitan dengan makna dan rasa. Melalui nada, seorang penyair dapat menyampaikan suatu puisi dengan nada mendikte, menggurui, memandang rendah, dan sikap lainnya terhadap audiens.
  • Tujuan (intention)
    Tujuan/ maksud/ amanat ialah suatu pesan yang ingin disampaikan oleh sang penyair kepada audiensnya.

Struktur Fisik

Struktur fisik suatu puisi bisa disebut juga dengan metode penyampaian hakikat suatu puisi, yang terdiri dari beberapa hal berikut ini :

  • Perwajahan Puisi (tipografi)
    Tipografi ialah bentuk format suatu puisi, seperti pengaturan baris, tepi kanan-kiri, halaman yang tidak dipenuhi kata-kata. Perwujutan puisi ini sangat berpengaruh pada pemaknaan isi puisi itu sendiri.
  • Diksi
    Diksi merupakan pemilihan kata yang dilakukan oleh seorang penyair dalam mengungkapkan puisinya sehingga didapatkan efek sesuai dengan yang diinginkan. Pemilihan kata pada puisi sangat berkaitan dengan makna yang ingin disampaikan oleh sipenyair.
  • Imaji
    Imaji ialah susunan kata dalam puisi yang bisa mengungkapkan pengalaman indrawi sang penyair (pendengaran, penglihatan, dan perasaan) sehingga dapat mempengaruhi audiens seolah-olah merasakan yang dialami sang penyair.
  • Kata Konkret
    Kata konkret merupakan bentuk kata yang bisa ditangkap oleh indera manusia sehingga menimbulkan imaji. Kata-kata yang dipakai umumnya berbentuk kiasan (imajinatif), misalnya penggunaan kata “salju” untuk menjelaskan kebekuan jiwa.
  • Gaya Bahasa
    Gaya bahasa merupakan penggunaan bahasa yang bisa menimbulkan efek dan konotasi tertentu dengan bahasa figuratif sehingga mengandung banyak makna. Gaya bahasa ini bisa disebut juga dengan majas (metafora, ironi, repetisi, pleonasme, dan lain-lain).
  • Rima/ Irama
    Irama/ rima ialah adanya persamaan bunyi dalam penyampaian puisi, baik di awal, tengah, maupun di akhir puisi.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian dan Contoh Kalimat Majemuk Campuran


Jenis dan Macam Puisi

Puisi Modern Indonesia

Puisi moderen Indonesia dimana puisi yang dihasilkan, tanpa memerhatikan bait, irama, baris, serta rima. Puisi ini mengandung dua unsur pokok yakni susunan fisik serta susunan batin.Susunan fisik dalam puisi modern Indonesia, terkait dengan pilihan kata atau diksi, bhs figuratif atau majas, serta citraan atau pengimajian adalah susunan kata untuk mengungkap pengalaman dari sensoris. Sedang susunan batin dalam puisi moderen Indonesia, terkait dengan hal – hal yang akan disibakkan oleh penyair yang terkait dengan perasaan serta situasi jiwanya.

Puisi Classic Indonesia

Susunan batin meliputi suara serta situasi, topik, amanat, serta perasaan. Puisi classic Indonesia mempunyai ciri – ciri khusus yakni bhs yang dipakai dalam puisi, terikat dengan irama, matra, rima, serta membuatannya begitu terikat dengan larik serta bait.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Dan Contoh Kalimat Majemuk Bertingkat


Ciri Puisi Lama dan jenisnya

Secara umum ciri puisi adalah Penulisan puisi yang dituangkan dalam bentuk bait terdiri atas baris-baris, bukan bentuk paragraf seperti pada prosa dan juga dialog seperti pada naskah drama. Diksi yang dipakai dalam puisi biasanya bersifat kias, padat dan juga indah. Penggunaan majas sangat dominan sekali dalam bahasa puisi. Pemilihan diksi yang dipakai mempertimbangkan adanya rima dan persajakan. Namun ada beberapa perbedaan antara cirri-ciri puisi lama dan puisi baru.

Ciri-ciri Puisi Lama dan jenisnya

a. Mantra

 Ciri-cirinya ialah:

  • Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
  • Bersifat lisan, sakti atau magis
  • Adanya perulangan.
  • Metafora merupakan unsur penting
  •  Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius
  • Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan

Contoh mantra :

Assalammu’alaikum…
Tuan putri sulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari Aku mengikat rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh wajahmu


b. Pantun

Ciri–cirinya iyalah:

  • Setiap bait terdiri empat baris.
  • Baris satu dan dua sebagai sampiran.
  • Baris tiga dan empat merupakan isi
  • Bersajak a – b – dan  a – b.
  • Setiap baris terdiri dari delapan sampai duabelas suku kata
  • Berasal dari Melayu.

Contoh pantun :

Tanam bunga melati di rama-rama
Ubur-ubur di sampingan dua
Biarkanlah mati kita bersama
Dalam Satu kubur kita
(Roro Mendut, cipta 1968)


c. Karmina

Ciri-cirinya ialah:

  • Setiap baitnya merupakan bagian dari keseluruhan.
  • Memiliki sajak aa-aa, aa-bb
  • Bersifat epik: menceritakan seorang pahlawan.
  • Tidak memunyai sampiran, hanya memiliki isi.
  • Semua baris didahului huruf capital
  • Semua baris terakhir ditandai koma, kecuali baris ke empat diakhiri tanda titik
  • Mengandung dua hal yang bertentangan yakni rayuan dan perintah

d. Seloka

Ciri-cirinya ialah:

  • Ditulis empat baris menggunakan bentuk pantun atau syair
  • Tapi ada juga seloka yang ditulis lebih dari empat baris.

e. Gurindam

Ciri-cirinya ialah:

  • Baris yang pertama berisikan seperti soal, masalah atau perjanjian.
  • Sedangkan baris yang kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau juga perjanjian pada baris pertama tadi.

f.  Syair

Ciri-cirinya ialah:

  • Terdiri dari empat baris
  • Berirama aaaaaa
  • Keempat baris tersebut memiliki kandungan arti atau maksud penyair

Contoh syair :

Bulan purnama cahayanya terang
Bintangpun seperti intan
Pungguk merawan seorang-orang
Berahikan bulan di tanah seberang
Pungguk bercinta pagi dan petang
Melihat bulan di pagar bintang
Terselap merindu dendamnya datang
Dari saujana pungguk menentang

g.  Talibun

Ciri-cirinya ialah:

  • Jumlah barisnya lebih dari empat baris, akan tetapi harus genap contohnya 6, 8, 10 dan seterusnya
  • Bila satu bait berisi enam baris, maka susunannya tiga sampiran dan tiga isi
  • Bila satu bait berisi delapan baris, maka susunannya empat sampiran dan empat isi
  • Jika enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c
  • Jika terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d

Contoh talibun :

Panakik pisau siraut
Ambil galah batang lintabung
Silodang ambil untuk niru
Yang setitik jadikan laut
Yang sekapal jadikan gunung
Alam terkembang jadikan guru
(Panghulu, 1978:2)


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian dan Ciri Pantun Teka-Teki beserta Contohnya

Ciri dan Jenis Puisi Baru

a.  Balada

Ciri-cirinyan ialah:

  • Balada jenis ini mempunyai 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b.
  • Lalu skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik terakhir yang ada dalam bait pertama digunakan sebagai referen pada bait-bait berikutnya.

Contohnya:

Tema: Minggu Yang Kelabu
Minggu pagi yang kelabu
Kuberjalan tiada menentu
Angin sejuk mengipas rambutku
Bawa aku kedekat jalan itu
Bus berhenti tepat sekali didepanku
Ku melangkah naik, kemudian  duduk dibangku
Kubuka jendela dan kaca
Pandanganku lempar keluar sana
Mataku terbelalak
Saat aku melihat balihonya
Ya, itu dia Dia yang menjadikanku seperti ini
Dia yang merusak hidupku
Dia yang porak-porandakan keluargaku
Karena dia kami menjadi miskin
Karena dia kami menjadi melarat
Ku gapai mukanya
Ku cakar dia dengan jemariku
Hahaha
Aku tertawa penuh kepuasan

b. Hymne

Ciri-cirinya ialah:

  • Lagu pujaan untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air, atau juga almamater (Pemandu di Dunia Sastra)
  • Sekarang ini, penjelasan himne menjadi berkembang. Himne dikiaskan sebagai puisi yang dinyanyikan, yang berisi pujaan terhadap sesuatu yang dihormati seperti (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernafaskan keTuhanan.

Contohnya:

Tema : Tuhan
Dalam kesunyian kusebut nama-Mu
Benar sungguh aku sangat takut akan murka-Mu
Ku berharap tuhan
Kan selalu sayang padaku
Karena kehendak-Mu aku ada
Ku hanya bisa
Berharap dan berdoa
Pada-Mu tuhan
Kasih sayang-Mu kuharapkan

c.  Ode

Ciri-cirinya ialah:

  • Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat)
  • bernada sangat anggun, membahas sesuatu yang tinggi mulia,
  • Bersifat menyanjung baik kepada pribadi tertentu atau peristiwa umum.

Contoh:

Tentang: Pak de
Asri betul itu taman
Kembang berwarna-warni yang bertebaran
Kupu-kupu yang berterbangan
Di sela-sela dedaunan
Terdengar dentang cangkul beradu dengan batu
Di bawah pohon palem taman itu
Sesosok lelaki tua
Penuh keringat bercucuran
Dari pagi hingga petang
Tak kenal lelah merawat tumbuhan
Itu lah pak de
Pria tua yang bersahaja
Karena nya teman itu kini
Bisa indah asri

d.  Epigram

Ciri Cirinya ialah:

  • Epigramma (Greek); unsur pengajaran; didaktik; nasihat yang membawa ke arah kebenaran untuk dibuatkan pedoman, dan juga ikhtibar; ada teladan.

e. Romance

Ciri Cirinya ialah:

  • Romantique (Perancis); keindahan perasaan; permasalahan kasih  dan sayang, rindu dan dendam, serta kasih dan mesra.

Contoh:

Cinta akan terasa bahagia
Bila kita selalu bersama
Cinta tak kan indah
Bila kita jauh terpisah
Cinta akan abadi
Bila kita saling berbagi
Cinta akan sejati
Bila kita saling mengerti

g. Elegi

Ciri-cirinya ialah:

  • Sajak atau lagu yang mengungkapkan tentang rasa duka atau keluh kesah sebab sedih atau rindu, terutama sebab kematian atau kepergian seseorang.

Contoh :

Tema : Sia-sia
Semilir angin pada senja
Bawa surat dari seberang sana
Dibaca ole si penerima
Penerima diam tampa kata
Hanya air mata
Mengalir jatuh kepipinya
Apakah gerangan isi suratnya?
Sampai berlinang air matanya
Ternyata sang kekasih diseberang
Duduk bersanding dengan seseorang
Si penerima jatuh pingsan
Sia-sia dia dalam penantian
Semilir angin pada senja
Bawa duka, luka, derita

h. Satire

Ciri Cirinya ialah:

  • Satura (Latin) ; sindiran ; kecaman yang tajam kepada sesuatu fenomena; tidak puas hati kepada satu golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim)

Contoh :

Tentang : Gigit Jari
Lihatlah pada kami
Wakil rakyat yang dihormati
Disini kami berdiri
Menuntut janji
Kemakmuran yang kau janji kan
Jika dapat kursi dewan
Kami telah turuti
Demi janji-janji
Namun, kini Apa yang trejadi
Jangankan janji
Ingat pun tidak pada kami
Tertipu lagi
Janji –janji bohong lagi
Terpaksa kini kami hanya menggigit jari

Demikianlah artikel dari www.ayoksinau.com mengenai Ciri-ciri puisi : Pengertian, Ciri, Jenis dan Contohnya, semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua