Pengertian Migrasi beserta Jenis dan Faktornya

Diposting pada

pengertian-migrasi

Pengertian Migrasi

Migrasi ada yang bersifat sementara dan ada yang menetap. Migrasi sementara apabila penduduk tinggal di daerah atau Negara baru hanya sementara, kurang dari enam bulan, migrasi menetap, apabila penduduk tinggal di daerah yang baru sekurang-kurangnya enam bulan.

Migrasi manusia adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. Arus migrasi ini berlangsung sebagai tanggapan terhadap adanya perbedaan pendapatan antara kota dan desa. Namun, pendapatan yang dimaksud bukanlah pendapatan aktual, melainkan penghasilan yang diharapkan (expected income). Kerangka Skematik ini merupakan aplikasi dari model dekskripsi Todaro mengenai migrasi. Premis dasar yang dianut dalam model ini adalah bahwa para migran mempertimbangkan dan membandingkan pasar-pasar tenaga kerja yang tersedia bagi mereka disektor pedesaan dan perkotaan, serta memilih salah satunya yang dapat memaksimumkan keuntungan yang diharapkan. Besar kecilnya keuntungan yang mereka harapkan diukur berdasarkan besar kecilnya selisih antara pendapatan riil dari pekerjaan dikota dan didesa, angka tersebut merupakan implementasinya terhadap peluang migran untuk mendapatkan pekerjaan dikota.

Dari kacamata ekonomi, berbagai teori telah dikembangkan dalam menganalisis fenomena migrasi.  Teori yang berorientasikan pada ekonomi neoklasik (neoclassical economics)misalnya, baik secara makro maupun mikro, lebih menitikberatkan pada perbedaan upah dan kondisi kerja antardaerah atau antarnegara, serta biaya, dalam keputusan seseorang untuk melakukan migrasi. Menurut aliran ini, perpindahan penduduk merupakan keputusan pribadi yang didasarkan atas keinginan untuk mendapatkan kesejahteraan yang maksimum.

Namun pada sisi lain, aliran ekonomi baru migrasi (new economics of migration) beranggapan bahwa perpindahan penduduk terjadi bukan saja berkaitan dengan pasar kerja, namun juga karena adanya faktor-faktor lain.  Keputusan untuk melakukan migrasi tidak semata-mata merupakan keputusan individu, namun terkait dengan lingkungan sekitar, utamanya lingkungan keluarga dan kondisi daerah yang ditinggali maupun yang dituju. Lingkungan sekitar ini termasuk juga kondisi politik, agama, dan bencana alam.

Dari kedua teori di atas jelas, bahwa migrasi disebabkan oleh faktor pendorong (push factor) suatu wilayah dan faktor penarik (pull factor) wilayah lainnya. Faktor pendorong suatu wilayah menyebabkan orang pindah ke tempat lain, misalnya karena di daerah itu tidak tersedia sumber daya yang memadai untuk memberikan jaminan kehidupan bagi penduduknya. Perpindahan penduduk ini juga terkait dengan persoalan kemiskinan dan pengangguran yang terjadi di suatu wilayah. Sedangkan faktor penarik suatu wilayah adalah jika wilayah tersebut mampu atau dianggap mampu menyediakan fasilitas dan sumber-sumber penghidupan bagi penduduk, baik penduduk di wilayah itu sendiri maupun penduduk di sekitarnya dan daerah-daerah lain. Penduduk wilayah sekitarnya dan daerah-daerah lain yang merasa tertarik dengan daerah tersebut kemudian berpindah dalam rangka meningkatkan taraf hidup.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian dan Jenis Pendekatan Geografi


Pola Perpindahan (Mobilitas) Penduduk

Perpindahan penduduk biasanya memiliki pola. Adapun pola perpindahan (Mobilitas) penduduk dibedakan menjadi empat macam sebagai berikut:

  1. Pola perpindahan harian, yaitu perpindahan penduduk setiap hari dari desa ke kota untuk mencari makan.
  2. Pola perpindahan musiman, yaitu perpindahan tempat tinggal penduduk yang dilakukan pada musim-musim tertentu.
  3. Pola perpindahan menetap, yaitu perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat laindengan tujuan menetap sekurang-kurangnya enam bulan lamanya.
  4. Pola perpindahan tidak menetap, yaitu perpindahan penduduk dalam jangka waktu pendek, tidak begitu teratur waktunya, dan hanya berdasarkan kebutuhan.

Konsep Dasar Migran

Ada tiga kriteria migran yaitu : seumur hidup, risen, dan total.

  1. Migran seumur hidup (life time migrant) adalah orang yang tempat tinggalnya pada saat pengumpulan data berbeda dengan tempa tinggalnya pada waktu lahir.
  2. Migran risen (recent migrant) adalahorang tempat tinggalnya pada saat pengumpulan data  berbeda dengan tempat tinggalnya pada waktu lima tahun sebelumnya.
  3. Migran total (total migrant) adalah orang yang pernah bertempat tinggal di tempat yang berbeda dengan tempat tinggal pada waktu pengunpulan data.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Macam dan Dampak Pengangguran


Jenis-Jenis Migrasi

Migrasi penduduk adalah gerak perpindahan penduduk secara horizontal untuk pindah tempat tinggal melintasi batas administrasi. Perpindahan penduduk yang berlangsung dalam masyarakat ada dua macam yaituperpindahan vertikal, yaitu pindahnya status manusia dari kelas rendah ke kelas menengah, dari pangkat yang rendah ke pangkat yang lebih tinggi, atau sebaliknya. Perpindahan horizontal, yaitu perpindahan secara ruang atau secara geografis dari suatu tempat ke tempat yang lain. Peristiwa inilah yang sering disebut dengan migrasi, meskipun tidak setiap gerak horizontal disebut migrasi.

Secara garis besar, jenis-jenis migrasi terbagi atas migrasi antar internasional (antar Negara) dan migrasi internal (migrasi nasional)

Migrasi Internasional (migrasi antarnegara)

Migrasi internasional (migrasi antarnegara) adalah perpindahan penduduk dari suatu Negara ke Negara lain.Migrasi internasional merupakan jenis migrasi yang memuat dimensi ruang. Migrasi internasional meliputi imigrasi, emigrasi, dan remigrasi. Migrasi Internasional meliputi Imigasi, Emigrasi, dan Repatriasi seperti yang di jelaskan berikut ini.

  • Imigrasi adalah masuknya penduduk dari suatu Negara lain ke suatu Negara, misalnya wisatawan mancanegara pergi ke Indonesia.
  • Emigrasi adalah perpindahan penduduk yang meninggalkan suatu Negara ke Negara lain, misalnya tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia bekerja ke malaysia.
  • Repatriasi ialah perpindahan penduduk dari Negara yang di tempatinya sementara  kembali ke Negara kampung halaman setelah sekian lama tidak kembali pulang. Misalnya, orang Indonesia yang telah lama menetap di Negara asing kembali pulang ke indonesia.

Migrasi Nasional (migrasi nasional)

Migrasi internal (migrasi nasional) adalah perpindahan penduduk yang masih berada dalam lingkup satu wilayah Negara atau perpindahan penduduk yang terjadi dalam satu negara, misalnya antarprovinsi, antarkota/kabupaten, migrasi dari wilayah perdesaan ke wilayah perkotaan atau satuan administratif lainnya yang lebih rendah daripada tingkat kabupaten/kota, seperti kecamatan dan kelurahan/desa. Migrasi internal merupakan jenis migrasi yang memuat dimensi ruang. Jenis migrasi nasional antara lain urbanisasi, transmigrasi dan ruralisasi. Migrasi nasional meliputi urbanisasi, transmigrasi, dan remigrasi seperti yang dijelaskan berikut ini.

  • Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dalam suatu Negara dari desa kekota, kaena mendesak dari pertimbanagan social ekonomi. Misalnya para petani yang menunggu masa panen mencari pekerjaan ke kota bekerja di luar bidang pertanian. Ketika masa panen tiba, mereka kembali ke desa mengerjakan lahan pertanian sampai selesai masa menanam. Menanti masa panen lalu mereka kembali lagi pergi ke kota.
  • Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dalam suatu Negara dari daerah yang berpenduduk padat ke daerah lain yang berpenduduk jarang , baik di pindahkan dalam suatu pulau maupun di pindahkan ke pulau lain misalnya penduduk di jawa yang terkena musibah bencana alamdi transmigrasikan keluar jawa agar mereka memperoleh lapangan penghidupan yang lebih baik.
  • Remigrasi adalah perpindahan penduduk dalam suatau daerah pindah kembali ke daerah asalnya misalnya, transmigrasi di Kalimantan timur yang berasal dari pulau bali kembali berdiam di pulau bali bersama keluarganya.

Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan. Berikut faktor-faktor penyebab urbanisasi.

Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi, yaitu :

  • Kehidupan kota yang lebih modern.
  • Sarana dan prasarana kota lebih lengkap.
  • Banyak lapangan pekerjaan di kota.
  • Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas.

Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi, yaitu :

  • Lahan pertanian semakin sempit.
  • Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya.
  • Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa.
  • Terbatasnya sarana dan prasarana di desa.
  • Diusir dari desa asal.
  • Memiliki impian kuat menjadi orang kaya.

Urbanisasi memiliki keuntungan dan kerugian (akibat).Berikut penjelasan keuntungan dan kerugian urbanisasi.

Keuntungan Urbanisasi, yaitu :

  • Memoderenisasikan warga desa.
  • Menambah pengetahuan warga desa.
  • Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah.
  • Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa.

Kerugain (akibat) urbanisasi yaitu :

  • Terbentuknya suburb tempat-tempat pemukiman baru dipinggiran kota.
  • Makin meningkatnya tuna karya (orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap).
  • Masalah perumahan yg sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan.
  • Lingkungan hidup tidak sehat yang menimbulkan kerawanan sosial dan kriminal.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Konsep dan Letak Geografis Indonesia


Faktor-Faktor Migrasi

Faktor pendorong

Faktor pendorong adalah Faktor yang mendorong orang berkeinginan migrasi meninggalkan tempat asalnya Faktor Faktor tersebut antara lain sebagai berikut :

  • Sempitnya lapangan kerja dan kemiskinan jika lapangan kerja sepi serta hidup miskin penduduk cenderung pergi meninggalkan daerahnya.
  • Keadaan politik yang tidak aman atau peperangan jika keadaan daerahnya tidak aman penduduk cenderung pergi meninggalkan daerahnya.
  • Fasilitas hidup di daearah asal kurang memadahi contoh seorang yang ingin belajar di universitas terpaksa harus pergi ke kota lain karena di kotanya tidak ada universitas yang dinginkan.

Faktor penarik

Faktor penarik adalah Faktor yang menyebabkan orang tertarik untuk migrasi kedaerah lain. Faktor Faktor tersebut adalah sebagai berikut :

  • Banyak tersedia lapangan kerja dan untuk berusaha. Jika lapangan kerja terbuka pada suatu daerah, penduduk cenderung ingin datang kedaeah itu. Demikian juga jika kesempatan untuk beruasaha mudah didapat, penduduk cenderung ingin datang untuk mengadu nasib ke daearh itu.
  • Upah tenaga kerja yang lebih tinggi. Jika upah tenaga kerja pada suatu daerah tinggi, penduduk cenderung ingin pergi ke daeah itu untuk memperbaiki hidupnya atau ekonominya.
  • Tersedianya fasilitas hidup yang memadahi, jika suatu daerah fasilitas hidup lengkap, orang ingin ke daerah tesebut. Yangtermasuk fasilitas hidup, antara lain pusat pendidikan, kesehatan, pusat belanja, rekreasi, dan transportasi.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Dan Definisi Demografi Lengkap | Ayoksinau.com


Migran Menurut Dimensi Waktu

Migran menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ke tempat lain dengan tujuan untuk menetap dalam waktu enam bulan atau lebih.

  1. Migran sirkuler (migrasi musiman) adalah orang yang berpindah tempat tetapi tidak bermaksud menetap di tempat tujuan. Migran sikuler biasanya adalah orang yang masih mempunyai keluarga atau ikatan dengan tempat asalnya seperti tukang becak, kuli bangunan, dan pengusaha warung tegal, yang sehari-harinya mencari nafkah di kota dan pulang ke kampungnya setiap bulan atau beberapa bulan sekali.
  2. Migran ulang-alik (commuter) adalah orang yang pergi meninggalkan tempat tinggalnya secara teratur, (misal setiap hari atau setiap minggu), pergi ke tempat lain untuk bekerja, berdagang, sekolah, atau untuk kegiatan-kegiatan lainnya, dan pulang ke tempat asalnya secara teratur pula (missal pada sore atau malam hari atau pada akhir minggu). Migran ulang-alik biasanya menyebabkan jumlah penduduk di tempat tujuan lebih banyak pada waktu tertentu, misalnya pada siang hari.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Sejarah dan Teori Masuknya Islam Ke Indonesia


Penyebab Terjadinya Migrasi

Faktor penyebab terjadinya migrasi dapat dibedakan menjadi faktor umum dan faktor spesifik.

a. Faktor Umum

Secara garis besar, penyebab terjadinya migrasi disebabkan oleh faktor-faktor berikut.

  • Faktor ekonomi
    Faktor ekonomi merupakan faktor utama yang menyumbang kepada berlakunya proses migrasi ini. Kedudukan ekonomi yang mantap dan kukuh menyebabkan wujudnya banyak sektor-sektor pertanian, pembinaan dan perkilangan, sekaligus membuka peluang kepada rakyat sebuah negara termasuk juga golongan pendatang yang datang khususnya untuk mencari rezeki di negara orang.
  • Taraf ekonomi yang rendah di negara sendiri.
    Bagi negara Malaysia khususnya, kemakmuran ekonomi seringkali dijadikan alasan untuk menjelaskan mengapa negara ini menarik perhatian ramai rakyat Indonesia dan Bangladesh malah termasuk juga negara-negara yang mengalami taraf ekonomi yang gawat.
  • Faktor sosial budaya
    Sebenarnya faktor sosial budaya juga memainkan peranan utama menyebabkan pendatang Indonesia semakin bertambah dari hari ke hari ke negara kita. Bahkan boleh dikatakan faktor sosial budaya ini memainkan peranan yang sama pentingnya dengan faktor ekonomi, menjadi daya tarikan kepada pendatang Indonesia ini.
  • Faktor kestabilan politik
    Kestabilan politik sebuah negara memainkan peranan yang penting dan berkait rapat dengan ekonomi negara dan proses migrasi antarabangsa. Sebuah negara yang aman dan makmur secara tidak langsung dapat mengelakkan berlakunya migrasi penduduk negara tersebut ke negara lain, sebaliknya menyebabkan penduduk negara lain berhijrah ke negara tersebut.

b. Faktor Spesifik

Pada dasarnya ada dua pengelompokan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan migrasi, yaitu faktor pendorong (push factor) dan faktor penarik (pull factor).

Faktor-faktor pendorong (push factor) antara lain adalah:

  • Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti menurunnya daya dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu, atau bahan dari pertanian.
  • Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya tanah untuk pertanian di wilayah perdesaan yang makin menyempit).
  • Adanya tekanan-tekanan seperti politik, agama, dan suku, sehingga mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal.
  • Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan.
  • Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim kemarau panjang atau adanya wabah penyakit

Faktor-faktor penarik (pull factor) antara lain adalah:

  • Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaikan taraf hidup.
  • Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik.
  • Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas publik lainnya.
  • Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk bermukim di kota besar.

Sementara itu Lee (1966) mengajukan empat faktor yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi yaitu:

  • Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal.
  • Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan.
  • Rintangan-rintangan yang menghambat.
  • Faktor-faktor pribadi .

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Zona Ekonomi Eksklusif


Dampak Migrasi

Migrasi memiliki dampak positif dan negative, baik terhadap daerah yang ditinggalkan maupun daerah yang dituju.

Terhadap daerah yang ditinggalkan

Dampak postif

  • Berkurangnya jumlah penduduk sehingga mengurangi jumlah pengangguran.
  • Meningkatnya kesejahteraan keluarga di desa, karena mendapat kiriman dari yang pergi, terutama dari yang sudah hidup layak.
    “Seimbangnya” lapangan pekerjaan di desa dengan angkatan kerja yang tersisa, karena banyak orang yang meninggalkan desa.

Dampak negatif

  • Berkurangnya tenaga kerja muda daerah.
  • Kurang kuatnya stabilitas keamanan karena hanya tinggal penduduk tua.
  • Semakin berkurangnya tenaga penggerak pembangunan di desa.
  • Terbatasnya jumlah kaum intelektual di desa karena penduduk desa yang berhasil memperoleh pendidikan tinggi di kota pada umumnya enggan kembali ke desa.

Terhadap daerah yang dituju

Dampak positif

  • Jumlah tenaga kerja bertambah.
  • Integrasi penduduk desa-kota semakin tampak.

Dampak negatif terhadap daerah yang dituju yaitu :

  • Semakin padat jumlah penduduknya.
  • Banyak terdapat pemukiman kumuh.
  • Lalu lintas jalan semakin padat.
  • Lapangan kerja semakin berkurang sehingga banyak dijumpai pengangguran tuna wisma, tuna susila, dan tindak kejahatan.
  • Terdapat kesenjangan ekonomi dalam kehidupan di masyarakat.

Usaha-usaha untuk mengatasi permasalahan akibat migrasi desa-kota antara lain sebagai berikut:

  • Membuka lapangan kerja baru di desa melalui kegiatan padat karya.
  • Membangun sarana dan prasarana baru di bidang transportasi antardesa.
  • Melaksanakan pembangunan regional melalui pembangunan kota-kota satelit di sekitar kota tujuan utama, seperti Tangerang, Bekasi, Depok, dan Bogor yang merupakan kota satelit Jakarta.
  • Melaksanakan program pembangunan pedesaan dengan mengembangkan potensi desa sehingga penduduk desa tidak perlu lagi meninggalkan desanya untuk mencari pekerjaan.
  • Mengadakan “politik kota tertutup”, yaitu larangan keras bagi penduduk yang tidak ber-KTP dan tidak mempunyai penghasilan tetap untuk menetap di kota yang dituju.
  • Menggalakkan kegiatan industri kecil/industri rumah tangga di desa.Meningkatkan produktivitas pertanian dengan cara intensifikasi (sapta usaha tani) dan diversifikasi pertanian.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian dan Fungsi Manajemen Dalam Usaha


Ukuran-ukuran Migrasi

a. Migrasi Antar Kabupaten/Kota

Indikator

Untuk memudahkan studi dan analisis tentang migrasi maka digunakan beberapa pengertian tentang ukuran-ukuran yang digunakan dalam perhitungan migrasi antarkabupaten/kota. Ukuran-ukuran tersebut adalah:

  1. Angka migrasi masuk (mi), yang menunjukkan banyaknya migran yang masuk per 1000 penduduk di suatu kabupaten/kota tujuan dalam satu tahun.
  2. Angka migrasi keluar (mo), yang menunjukkan banyaknya migran yang keluar dari suatu kabupaten/kota per 1000 penduduk di kabupaten/kota asal dalam satu tahun.
  3. Angka migrasi neto (mn), yaitu selisih banyaknya migran masuk dan migrant keluar ke dan dari suatu kabupaten/kota per 1000 penduduk dalam satu tahun.

Kegunaan

Ukuran-ukuran migrasi ini bermanfaat untuk mengetahui apakah suatu kabupaten/kota merupakan daerah yang memiliki daya tarik bagi penduduk wilayah sekitarnya atau wilayah lainnya. Dapat juga ditentukan apakah suatu kabupaten/kota merupakan wilayah yang tidak disenangi untuk dijadikan tempat tinggal. Dengan kata lain kabupaten/kota ini memiliki daya dorong bagi penduduknya untuk pergi meninggalkan daerah tersebut.

Kabupaten/kota yang memiliki daya tarik bagi penduduk wilayah sekitarnya biasanya memiliki angka migrasi neto yang positif. Artinya, jumlah penduduk yang masuk lebih banyak daripada jumlah penduduk yang keluar. Sedangkan kabupaten/kota yang kurang disenangi oleh penduduknya akibat kelangkaan sumberdaya misalnya, biasanya memiliki angka migrasi neto yang negatif, yang berarti jumlah penduduk yang keluar lebih banyak daripada jumlah migran yang masuk.


b. Migrasi Desa Kota

Definisi

Migrasi Desa – Kota adalah gejala berpindahnya penduduk yang berasal dari suatu daerah yang bersifat perdesaan menuju daerah lain yang bersifat perkotaan. Perhitungan angka migrasi perdesaan ke perkotaan jarang dilakukan, meski gejala ini banyak dijumpai di banyak negara berkembang.Namun demikian tidak berarti bahwa perhitugnan migrasi dari perdesaan ke perkotaan tidak bisa dilakukan.  Sebenarnya migrasi ini sama saja dengan migrasi antarkabupaten yang terdiri atas beberapa kriteria (migrasi seumur hidup, migrasi risen 5 tahun dan migrasi total).

Untuk  melihat besaran migrasi yang berlangsung dalam jangka pendek (lima tahun terakhir), maka digunakan migrasi risen lima tahun.  Kita dapat melihat jika ada perbedaan karakteristik tempat tinggal lima tahun yang lalu dan karakteristik tempat tinggal sekarang (pada saat pencacahan).  Jika lima tahun yang lalu seseorang tinggal di darah yang dikategorikan sebagai perdesaan, dan pada waktu pencacahan tinggal di daerah yang dikategorikan sebagai perkotaan, maka ia termasuk migran dari perdesaan ke perkotaan.

 Indikator

Angka migrasi dari perdesaan ke perkotaan dihitung dengan melihat persentase migran yang masuk ke suatu wilayah perkotaan yang berasal dari daerah perdesaan di wilayah lain.

Kegunaan 

Indikator ini bermanfaat untuk melihat besaran migrasi dari perdesaan ke perkotaan. Sejauh ini tidak ada data publikasi yang memperlihatkan jumlah migrasi dari perdesaan ke perkotaan, mengingat tidak ada informasi yang memperlihatkan karakteristik tempat tinggal lima tahun yang lalu, apakah bersifat perdesaan atau perkotaan.  Sumber informasi yang menyediakan hal ini hanyalah data SUPAS 1995.

Dengan diketahuinya jumlah migran dari perdesaan ke perkotaan, maka dapat dianalisis faktor-faktor yang menyebabkan perpindahan tersebut.  Demikian juga perlu diketahui konsekuensi ditinggalkannya  daerah-daerah perdesaan oleh para migran terutama yang berusia produktif.  Indikator ini juga bermanfaat untuk bahan masukan dalam perencanaan wilayah terutama berkaitan dengan kesenjangan perdesaan-perkotaan, utamanya pada aspek ketenagakerjaan, penciptaan lapangan kerja, distribusi pendapatan, pendidikan, dan keamanan.