Sejarah Pencak Silat beserta Teknik dan Peraturannya

Diposting pada

Sejarah-Pencak-Silat-beserta-Teknik-dan-Peraturannya

Pengertian Pencak Silat

Pencak silat atau silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Kepulauan Nusantara. Seni bela diri ini secara luas dikenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura, Filipina selatan, dan Thailand selatan sesuai dengan penyebaran berbagai suku bangsa Nusantara.

Dalam kamus bahasa Indonesia, pencak silat merupakan permainan (keahlian) dalam mempertahankan diri dengan kepandaian menangkis, menyerang, dan membela diri. Pencak silat juga diartikan oleh menurut beberapa ahli sebagai berikut:

  • Pencak silat adalah gerak bela diri tingkat tinggi yang disertai dengan perasaan, sehingga merupakan penguasaan gerak efektif dan terkendali serta sering dipergunakan dalam latihan sabung atau pertandingan.
  • Pencak silat adalah sebagai fitrah manusia untuk membela diri dan sebagai unsur yang menghubungkan gerakan, dan pikiran (olah gerak dan olah pikir).

Secara etimologi,Isti’lah silat lebih dikenal secara luas di Asia Tenggara, akan tetapi khusus di Indonesia isti’lah yang digunakan adalah pencak silat. Isti’lah ini digunakan untuk mempersatukan berbagai aliran seni bela diri tradisional yang berkembang pesat di Indonesia. Nama pencak digunakan di Jawa, sedangkan silat digunakan di Sumatera, Semenanjung Malaya, dan Kalimantan. Perbedaan dan cirri khas dari kata pencak dan silat adalah bahwa pencak lebih mengedepankan unsure seni dan penampilan keindahan gerakan, sedangkan silat adalah inti ajaran bela diri dalam pertarungan.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian dan Macam Olahraga Atletik


Sejarah Pencak Silat

Menurut ahli sejarah, pencak silat pertama kali ditemukan di Riau pada zaman Kerajaan Sriwijaya di abad ke VII, kemudian menyebar ke Semenanjung Malaka dan Pulau Jawa. Lalu pada abad ke XVI Kerajaan Majapahit memanfaatkan pencak silat sebagai ilmu perang untuk memperluas wilayahnya.

Berawal dari nenek moyang bangsa Indonesia yang memiliki cara dalam melindungi diri dan mempertahankan hidupnya dari tantangan alam, sehingga mereka menciptakan bela diri dengan menirukan gerakan binatang yang ada di alam sekitarnya, seperti : gerakan kera, harimau, ular, burung elang. Bela diri juga berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak. Bela diri juga sudah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan besar, seperti kerajaan Sriwijaya, dan Majapahit, yang mana memilik pendekar-pendekar dan prajurit yang kemahirannya dalam pembelaan diri dapat diandalkan. Sedangkan menurut penilit silat Donald F. Draeger, untuk mengetahui sejarah dan berkembangnya silat dapat dilihat dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) serta pahatan relief-relief yang berisikan sikap-sikap kuda silat di Candi Prambanan dan Borobudor. Sementara itu Sheikh Shamsuddin berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu bela diri dari Cina dan India dalam silat. Hal ini karena sejak awal kebudayaan Melayu telah mendapat pengaruh dari kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, dan mancanegara lainnya.

Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam pada abad ke-14 di nusantara. Kala itu pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren. Silat menjadi bagian dari latihan spiritual. Silat lalu berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah asing. Dalam sejarah perjuangan melawan penjajah Belanda, tercatat para pendekar yang mengangkat senjata, seperti Panembahan Senopati, Sultan Agung, Pangeran Diponegoro, Teuku Cik Di Tiro, Teuku Umar, Imam Bonjol, serta para pendekar wanita, seperti Sabai Nan Aluih, Cut Nyak Dhien, dan Cut Nyak Meutia.

Menyadari pentingnya mengembangkan peranan pencak silat maka dirasa perlu adanya organisasi pencak silat yang bersifat nasional, yang dapat pula mengikat aliran-aliran pencak silat di seluruh Indonesia. Pada tanggal 18 Mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Kini IPSI tercatat sebagai organisasi silat nasional tertua di dunia. Beberapa organisasi silat nasional maupun internasional mulai tumbuh dengan pesat. Seperti di Asia, Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Sejarah Bola Basket beserta Peraturan dan Teknik


Aspek dan Bentuk Pencak Silat

Terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:

  1. Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain
  2. Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan “seni” pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana tradisional.
  3. Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilahsilat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat.
  4. Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh.. Aspek olah raga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regu.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Sejarah dan Teknik Permainan Bola Voli


Teknik Pencak Silat

Dalam perkembangannya, silat ini lebih mengutamakan unsur seni dalam penampilan keindahan gerakan, sementara itu silat juga ada dasar-dasar teknik dalam mempelajarinya, antara lain sebagai berikut :

Kuda-kuda Pencak Silat

Teknik dasar pencak silat yang wajib dikuasai pertama adalah kuda-kuda. Kuda-kuda merupakan sebuah sikap menapakkan kaki yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan saat akan menyerang ataupun bertahan.

Di dalam teknik pencak silat sendiri kuda-kuda terbagi menjadi enam, yaitu:

  • Kuda-kuda depan.
  • Kuda-kuda tengah.
  • Kuda-kuda belakang.
  • Kuda-kuda samping.
  • Kuda-kuda silang.
  • Kuda-kuda depan dan belakang.

Sikap Pasang Pencak Silat

Sikap pasang dalam pencak silat, merupakan sebuah posisi yang dikombinasikan dengan kuda-kuda dan memiliki sifat lebih mudah sesuai dengan gerakan ketika hendak akan melakukan serangan atau bertahan dalam pencak silat.

Ada banyak sikap pasang dalam teknik dasar pencak silat. Namun dengan adanya sifat pasang, pencak silat memiliki beberapa ciri khas dari setiap aliran atau perguruan yang dapat membedakan dengan lainnya. Ada beberapa hal yang harus teman-teman mengerti mengenai sikap pasang dalam permainan pencak silat. Secara umum terdapat 4 macam sikap pasang yang sudah dikenal dengan secara luas.

  • Pasang satu.
  • Pasang dua.
  • Pasang tiga.
  • Pasang empat.

Gerak Langkah Pencak Silat

Gerak Langkah dalam pencak silat, merupakan teknik dasar gabungan dalam pencak silat. Teknik ini merupakan perkembangan dari gerakan kuda-kuda yang lebih mudah.

Supaya gerakan ini tidak mudah untuk dibaca oleh lawan, teman-teman bisa melakukan perubahan injakan kaki dari sudut ke sudut lain. Berikut ini adalah 6 macam-macam pola langkah dalam teknik dasar pencak silat, yaitu:

  • Gerak langkah segitiga.
  • Gerak langkah zig-zag.
  • Gerak langkah lurus.
  • Gerak langkah segi empat.
  • Gerak langkah U.
  • Gerak langkah S.

Teknik Arah Pencak Silat

Selain pola langkah, dalam teknik dasar pencak silat yang selanjutnya adalah arah. Arah berhubungan dengan kemana pesilat akan melangkah ketika dalam posisi menyerang ataupun bertahan. Hal ini juga dikenal sebagai depalan penjuru mata angin di dalam dunia persilatan.

Arah dalam pencak silat meruapakan gerakan yang berhubungan dengan kemana pesilat akan melangkah ketika dalam posisi menyerang atau bertahan. Dalam dunia persilatan teknik arah disebut dengan depalan penjuru mata angin.


Teknik Tendangan Pencak Silat

Teknik dasar pencak silat yang tak kalah pentingnya adalah tendangan. Teknik tendangan dalam pencak silat memiliki banyak jenis dengan tujuan yang berbeda-beda. Teknik tendangan sama dengan pembelaan dalam pencak silat. Berikut ini adalah macam-macam tendangan dalam pencak silat yang harus teman-teman ketahui pastinya:

  • Tendangan A – Tendangan yang lurus ke depan dengan target adalah ulu hati.
  • Tendanngan C atau Sabit – Tendangan dari samping dengan mengarah ke bagian tulang rusuk lawan.
  • Tendangan T – Tendangan samping dengan mamakai pedang kaki (telapak), atau tumit dengan membentuk huruf T.
  • Tendangan Melingakar – Tendangan yang dilakukan dengan gerakan memutar kaki dengan hentakan pada tumit, gerakan silat ini biasanya di tergetkan pada dada dan punggung lawan.

Teknik Pukulan Pencak Silat

Teknik pukulan dalam pencak silat merupakan pembelaan pergerakan lawan pencak silat. Teknik dasar pukulan pencak silat merupakan usaha untuk melakukan serangan kepada lawan. Dalam teknik serangan pencak silat ada 4 macam pukulan dalam pencak silat yang harus teman-teman kuasai:

Pukulan Dalam Pencak Silat

  • Pukulan Lurus dilakukan dengan fokus ke arah sasaran yang berada di depan, serta menekuk tangan di dada sebagai pertahanan.
  • Pukulan Tegak dilakukan dengan cara yang hampir sama dengan pukulan lurus, tapi sasaran untuk pukulan tegak adalah sisi bahu pada lawan.
  • Pukulan Bandul atau Uppercut yakni gerakan dengan mengayunkan tangan ke arah ulu hati lawan.
  • Pukulan Melingakar merupakan jenis pukulan dengan menargetkan pada pinggang lawan.

Untuk memperkuat pukulan dalam teknik dasar pencak silat, bisa dilakukan dengan beberapa poin di bawah ini :

  • Berlatih memukul dengan keras.
  • Melatih kekuatan pukulan dengan makiwara.
  • Melatih pukulan tangan dengan samsak.
  • Melatih kekuatan otot pergelangan tangan dengan hand grip.
  • Membangun kekuatan otot di sekita tangan.

Teknik Tangkisan Pencak Silat

Secara umum pertahanan memiliki pengertian suatu reasksi anggota badan terhadap gerakan yang bertujuan dalam melakukan penyerangan atau sesuatu yang dapat membahayakan.

Tujuan dalam melakukan gerak tangkisan adalah menangkis serangan lawan mulai yang di mulai dari beberapa jenis pukulan atau tendangan dalam pencak silat. Ada 4 teknik tangkisan dalam pencak silat, yaitu:

  • Teknik dasar tangkisan luar pencak silat.
  • Tekni dasar tangkisan dalam pencak silat.
  • Teknik dasar tangkisan atas pencak silat.
  • Teknik dasar tangkisan bawah pencak silat.

Teknik Kuncian Pencak Silat

Teknik kuncian merupakan salah satu jurus pencak silat yang mematikan dan paling ampuh dalam melumpuhkan lawan selain teknik pukulan dan tendangan. Jurus dalam pencak silat yang memang menjadi kunci dalam hasil akhir suatu pertandingan. Kuncian dalam pencak silat memiliki sifat untuk melumpuhkan gerakan silat pada lawan. Teknik ini menyasar pada bagian vital tubuh lawan, seperti:

  • Leher.
  • Pergelangan tangan.
  • Lengan.
  • Dagu.
  • Selakangan kaki.
  • Bahu.
  • Dll.

Teknik kuncian itu sendiri dapat dilakukan dengan tangan serta bantuan dari kaki yang saling berkolaborasi.

Tenik Guntingan Pencak Silat

Teknik gunting dalam pencak silat dilakukan dengan cara menendang dan menjepit anggota tubuh lawan yeng bertujuan untuk menjatuhkan sekaligus mengunci pergerakan lawan. Sasaran yang harus teman-teman ketahu dalam teknik gunting adalah:

  • Guntingan bawah yang bersasaran kaki.
  • Guntingan tengah dengan sasaran dada.
  • Guntingan atas dengan sasaran leher.

Walaupun teknik ini termasuk ilmu dasar, tapi untuk teman-teman yang masih dalam tahap belajar pencak silat atau pemula tidak dianjurkan dalam melakuklan teknik guntingan.


Teknik Berbaring Pencak Silat

Sikap berbaring biasanya dilakukan oleh petarung pencak silat ketika bertahan dari serangan lawan dan dalam kondisi terpojok. Jadi, ketika terjatuh, kita tetap bisa membela diri dan membalikkan keadaan.

Berikut ini beberapa sikap berbaring yang harus kamu pelajari:

  • Sikap Miring
    Teknik sikap miring dilakukan dengan posisi tubuh miring dan pandangan lurus sambil menekuk tungkai kaki hingga mendekati dada. Sementara kaki lainnya digunakan sebagai penopang badan, serta salah satu siku tangan berada di permukaan lantai, dan tangan lainnya menopang paha.
  • Sikap Telentang
    Teknik sikap telentang dilakukan dengan tiduran telentang sambil menekuk satu tungkai kaki dan satu kaki lainnya diluruskan. Sementara salah satu tangan berada di tanah dengan membengkokkan siku, dan tangan lainnya bersiap di atas dada.
  • Sikap telungkup.
    Teknik sikap ini dilakukan sambil telungkup dengan pandangan lurus dan sigap. Kedua kaki diluruskan dan kedua tangan menyentuh lantai sambil siku dibengkokkan dengan kokoh.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Macam-Macam Start Jongkok Dalam Dunia Atletik | Ayoksinau.com


Peraturan dan Tata Cara Pencak Silat

Pasal Peraturan dalam Pencak Silat

  • Pasal I
    Peraturan Pertandingan
    Kategori TANDING , Kategori TUNGGAL , Kategori GANDA Kategori REGU
  • Pasal 2
    Penggolangan Pertandingan dan Ketentuan Tentang Umur serta Berat Badan
    a • Penggolangan pertandingan Pencak Silat menurut umur dan nantinyanya semua kategori terdiri atas :
    – Golongan Usia Dini, Putra dan Putri, berumur diatas 9 s/d 12 tahun.
    – Golongan Pra Remaja,Putra dan Putri, berumur diatas 12 s/d 14 tahun.
    – Golongan Remaja, Putra dan Putri, berumur diatas 14 s/d 17 tahun.
    – Golongan Dewasa, Putra dan Putri, berumur diatas 17 s/d 35 tahun.
    b • Kebenaran tentang umur pesilat dibuktikan dengan Akte Kelahiran / Ijazah Paspor yang asli atau dengan fotocopy yang sudah dilegalisir.
  • Pasal 3
    Kategori dan Kelas Pertandingan Usia Dini
    a • TANDING terdiri atas : Tanding Putra Putri : Kelas A 26 kg s/d 27 kg, Kelas B diatas 27 kg s/d 28 kg, Kelas C diatas 28 kg s/d 29 kg, Kelas D diatas 29 kg s/d 30 kg,Kelas E diatas 30 kg s/d 31 kg,Kelas F diatas 31 kg s/d 32 kg,Kelas G diatas 32 kg s/d 33 kg, Kelas H diatas 33 kg s/d 34 kg
    b • TUNGGAL terdiri atas : Tunggal Putra, Tunggal Putri, GANDA terdiri atas : Ganda Putri, Ganda Putri
    c • REGU terdiri atas : Regu Putra, Regu Putri.
    d • Seluruh kategori, tanding, tunggal, ganda dan regu dapat diikuti oleh seorang pesilat sesuai dengan kelas, golongan dan jantinanya
  • Pasal 4
    Kategori dan Kelas Pertandingan Pra Remaja
    Kategori dan kelas pertandingan untuk Pra Remaja :
    a • TANDING terdiri atas : Tanding Putra / Putri : Kelas A 28 kg s/d 30 kg, Kelas B diatas 30 kg s/d 32 kg, Kelas C diatas 32 kg s/d 34 kg, Kelas D diatas 34 kg s/d 36 kg, Kelas E diatas 36 kg s/d 38 kg, Kelas F diatas 38 kg s/d 40 kg, Kelas G diatas 40 kg s/d 42 kg, Kelas H diatas 42 kg s/d 44 kg, Kelas I diatas 44 kg s/d 46 kg Demikaian seterusnya dengan selisih 3 (tiga) kg sebanyak-banyaknya 12 kelas untuk PUTRA dan 8 Kelas untuk PUTRI.
    b • TUNGGAL, GANDA dan REGU seperti pembagian kelas, untuk dewasa dengan penyesuaian pada umur peserta.
    c • Seluruh Kategori, Tanding, Tunggal, Ganda dan Regu dapat diikuti oleh seorang Pesilat sesuai dengan kelas, golongan dan jantinanya.
  • Pasal 5
    Kategori dan Kelas Pertandingan Remaja
    Kategori dan kelas pertandingan untuk Remaja :
    a • TANDING terdiri atas : Tanding Putra Putri, Kelas A 39 kg s/d 42 kg, Kelas B diatas 42 kg s/d 45 kg, Kelas C diatas 45 kg s/d 48 kg,Kelas D diatas 48 kg s/d 51 kg, Kelas E diatas 51 kg s/d 54 kg, Kelas F diatas 54 kg s/d 57 kg, Kelas G diatas 57 kg s/d 60 kg, Kelas H diatas 60 kg s/d 63 kg, Kelas I diatas 63 kg s/d 66 kg Demikaian seterusnya dengan selisih 3 (tiga) kg sebanyak-banyaknya 12 kelas untuk PUTRA dan 8 Kelas untuk PUTRI.
    b • TUNGGAL, GANDA dan REGU seperti pembagia kelas untuk dewasa dengan penyesuaian pada umur peserta.
    c • Seluruh Kategori, Tanding, Tunggal, Ganda dan Regu dapat diikuti oleh seorang Pesilat sesuai dengan kelas, golongan dan jantinanya.
  • Pasal 6
    Kategori dan Kelas Pertandingan Dewasa
    Kategori dan kelas pertandingan untuk Remaja :
    a • TANDING terdiri atas :
    Tanding Putra : Kelas A 45 kg s/d 50 kg, Kelas B diatas 50 kg s/d 55 kg, Kelas C diatas 55 kg s/d 60 kg, Kelas D diatas 60 kg s/d 65 kg, Kelas E diatas 65 kg s/d 70 kg, Kelas F diatas 70 kg s/d 75 kg, Kelas G diatas 75 kg s/d 80 kg, Kelas H diatas 80 kg s/d 85 kg, Kelas I diatas 85 kg s/d 90 kg, Kelas J diatas 90 kg s/d 95 kg, Kelas Bebas diatas 95 kg s/d 110 kg
    Tanding Putri terdiri atas : Kelas A 45 kg s/d 50 kg,Kelas B diatas 50 kg s/d 55 kg, Kelas C diatas 55 kg s/d 60 kg,Kelas D diatas 60 kg s/d 65 kg, Kelas E diatas 65 kg s/d 70 kg, Kelas F diatas 70 kg s/d 75 kg,Kelas Bebas diatas 75 kg s/d 90 kg
    b • TUNGGAL terdiri atas : Tunggal Putra, Tunggal Putri
    c • GANDA terdiri atas : Ganda Putra, Ganda Putri
    d • REGU terdiri atas : Regu Putra, Regu Putrii.
    e • Seluruh Kategori, Tanding, Tunggal, Ganda dan Regu dapat diikuti oleh seorang Pesilat sesuai dengan kelas, golongan dan jantinanya.
  • Pasal 7
    Ketentuan Pertandingan. Kategori TANDING
    Babak pertandingan :
    a • Untuk usia dini dan Pra remaja : Pertandingan dilangsungkan dalam 2 babak Tiap babak terdiri dari 1,5 menit
    b • Untuk Remaja dan Dewasa : Pertandingan dilangsungkan dalam 3 babak, Tiap babak terdiri atas 2 menit, Diantara babak diberikan waktu istirahat 1 menit, Waktu ketika wasit menghentikan pertandingan tidak, termasuk waktu bertanding, Penghitungan terhadap pesilat yang jatuh karena serangan, yang sah tidak termasuk waktu bertanding

Pendamping dalam Pencat Silat

  1. Setiap pesilat khusus untuk untuk kategori Tanding, didampingi oleh Pendamping Pesilat sebanyak-banyaknya 2 orang yang memahami dengan baik seluruh ketentuan dan peraturan pertandingan pecak silat, sedapatnya yang telah berpredikat pelatih tingkat kebangsaan (nasional).
  2. Pakaian Pendamping Pesilat adalah sabuk / bengkung warna merah lebar 10 cm dengan badge badan induk organisasi nasional didada sebelah kiri dan nama negara dibagian punggung.
  3. Dalam pelaksana suatu pertandingan suatu pertandingan, setiap pesilat khusus untuk kategori Tanding, didampingi oleh Pendamping Pesilat sebanyak-banyaknya 2 orang.
  4. Pendamping Pesilat bertugas memberikan nasehat serta membantu keperluan pesilat pada saat sebelum bertanding dan dalam waktu istirahat diantara babak
  5. Pendamping Pesilat tidak diperkenankan :
    • Memberikan isyarat / aba-aba dengan suara kepada pesilatnya yang sedang bertanding di gelanggang
    • Duduk / berdiri dengan sikap yang tidak sopan
    • Melakukan tindakan atau gerakan yang berlebihan dalam mengembalikan kesegaran Pesilat pada waktu istirahat. Membawa minuman yang mengandung alcohol atau yang dapat merangsang pesilat.
    • Mengenakan asesoris apapun selain pakaian silat Asesoris yang tidak boleh anatara lain: topi, cap, rompi, jaket, tas pinggang, sepatu, sandal dll.
    • Memasuki gelanggang kecuali atas permintaan Wasit
    • Mengambil foto / video jalannya pertandingan pesilat yang didampinginya.
  6. Hanya seorang Pendamping Pesilat yang boleh memasuki gelanggang (sudut pesilat) pada saat tidak aktif bertanding.
  7. Salah seorang Pendamping Pesilat haruslah yang sejatina dengan pesilat yang bertanding.

Tata cara pertandingan Pencat Silat

  1. Persiapan dimulainya pertandingan diawali dengan masuknya Wasit dan juri ke gelanggang Wasit Juri memberi hormat dan melapor tentang akan dimulainya pelaksanaan tugas kepada ketua pertandingan.
  2. Setiap pesilat yang akan bertanding setelah mendapat isyarat dari Wasit, memasuki gelanggang dari sudut masing-masing, kemudian memberi hormat kepada Wasit dan ketua Pertandingan. Selanjutnya kedua pesilat kembali mengambil tempat di sudut yang telah ditentukan.
  3. Untuk memulai pertandingan, Wasit memanggil kedua pesilat, seterusnya kedua pesilat berjabatan tangan dan siap untuk memulai pertandingan.
  4. Setelah Wasit memeriksa kesiapan semua petugas dengan isyarat mematuhi larangan-larangan yang ditentukan.
  5. Pada waktu istirahat antara babak, pesilat harus kembali ke sudut masing-masing. Pendamping Pesilat melaksanakan fungsinya sesuai ketentuan pasal 5 ayat 4.
  6. Selain Wasit dan kedua pesilat, tidak seorangpun berada dalam gelanggang kecuali atas permintaan Wasit.
  7. Setelah babak akhir selesai, kedua pesilat kembali ke sudut masing – masing untuk menunggu keputusanpemenang.
  8. Selesai Pemberian hormat dan berjabatan tangan.

Ketentuan Aturan bertanding pencat silat

  1. Pesilat saling berhadapan dengan menggunakan unsur pembelaan dan serangan Penak Silat serta yang dimaksud dengan kaidah adalah bahwa dalam mencapai prestasi teknik, seorang pesilat harus mengembangkan pola bertanding yang dimulai dari sikap pasang, langkah serta mengukur jarak terhadap lawan dan koordinasi dalam melakukan serangan / pembelaan serta kembali ke sikap pasang.
  2. Pembelaan dan serangan yang dilakukan harus berpola dari sikap awal / pasang atau pola langkah, serta adanya joordinasi dalam melakukan serangan dan pembelaan. Setelah melakukan serangan / pembelaan harus kembali pada sikap awal / pasang dengan tetap menggunakan pola langkah. Wasit akan memberikan aba-aba “ LANGKAH “ jika seorang pesilat tidak melakukan teknik Pencak Silat yang semestinya.
  3. Serangan beruntun harus tersusun dengan teratur dan berangkai dengan berbagai cara kearah sasaran sebanyak-banyaknya 4 jenis serangan. Pesilat yang melakukan rangkaian serang bela lebih dari 4 jenis akan diberhentikan oleh wasit.
  4. Serangan sejenis dengan menggunakan tangan yang dilakukan secara beruntun dinilai satu serangan. Serangan yang dinilai adalah serangan yang menggunakan pola langkah, tidak terhalang, mantap, bertenaga dan tersusun dalam koodinasi teknik serangan yang baik.
  5. Aba-aba Pertandingan
    • Aba-aba “BERSEDIA” digunakan dalam persiapan sebagai peringatan bagi pesilat dan seluruh aparat pertandingan bahwa pertandingan akan segera dimulai.
    • Aba-aba “MULAI” diguinakan tiap pertandingan dimulai dan akan dilanjutkan, bisa pula dengan isyarat.
    • Aba-aba “BERHENTI” diguinakan untuk menghentikan pertandingan.
    • Aba-aba “PASANG” dan “SILAT” diguinakan untuk pembinaan.
    • Pada awal dan akhir pertandingan setiap babak ditandai dengan memukul gong.
  6. Sasaran
    Yang dapat dijadikan sasaran sah dan bernilai dalah “Togok” yaitu bagian tubuh kecuali leher keatas dan dari pusat kemaluan.: Dada, Perut (pusat keatas),Rusuk kiri dan kanan, Punggung atau belakang badan. Bagian tungkai dan lengan dapat dijadikan sasaran serangan antara dalam usaha menjatuhkan tetapi tidak mempunyai nilai sebagai sasaran perkenaan.

Larangan Pertandingan sebagai pelanggaran

  1. Pelanggaran berat
    Menyerang bagian badan yang tidak sah yaitu leher, kepala serta bawah pusat hingga kemaluan dan mengakibatkan lawan cidera / jatuh, Usaha mematahkan persendian secara langsung, Sengaja mematahkan persendian secara langsung, Membenturkan / menghantukkan kepala dan menyerang dengan kepala, Meyerang lawan sebelum aba-aba “MULAI” dan menyerang sesudah aba-aba “BERHENTI” dari wasit, menyebabkan lawan cidera, Menggumul, menggigit, mencaka, mencengkeram dan menjambak, Menentang, menghina, mengeuarkan kata-kata yang sopan, meludahi dll,Melakukan penyimpangan terhadap aturan bertanding setelah mendapat peringatan I karena pelanggaran hal tersebut.
  2. Pelanggaran Ringan
    Tidak menggunakan pola langkah dan sikap pasang, Keluar dari gelanggang secara berturut yang dimaksud dengan berturut-turut adalah dari 2 kali dalam 1 babak, Merangkul lawan dalam proses pembelaan, Melakukan serangan dengan teknik sapuan sambil merebahkan diri berulang kali dengan tujuan untuk mengulur waktu.

Nilai dan Ketentuan Hukuman

  • Nilai – 1 (kurang 1) diberikan bila pesilat mendapatkan Tegoran I
  • Nilai – 2 (kurang 2) diberikan bila pesilat mendapatkan Tegoran II
  • Nilai – 5 (kurang 5) diberikan bila pesilat mendapatkan Peringatan
  • Nilai – 10 (kurang 10) diberikan bila pesilat mendapatkan Tegoran

Penentuan Kemenangan dalam pencat silat

  1. Menang angka
    Bila jumlah Juri yang mentukan menang atas seorang pesilat lebih banyak dari pada lawan. Penentuan keenangan dilaksanakan oleh masing-masing Juri. Bila terjadi hasil nilai yang sama maka pemenang ditentukan berdasarkan pesilat yang paling sedikit mendapat nilai hukuman. Bila hasilnya masih sama, maka pemenangnya adalah pesilat yang mengumpulkan nilai prestasi teknik tertinggi / paling banyak. Pada dasarnya nilai 1 + 2 adalah lebih tinggi dari nilai 2 saja. Bila hasilnya masih sama, maka pertandingan ditambah 1 (satu) babak lagi. Bila hasilnya masih sama, maka tidak perlu diadakan penimbangan ulang, namun dilihat dari hasil penimbangan berat badan 15 menit sebelum bertanding. Bila hasilnya tetap sama, maka diadakan undian oleh Ketua Pertandingan yang disaksikan oleh Delegasi Teknik dan kedua Menejer Tim. Hasil Penilaian Juri diumumkan pada papan nilai, setelah babak terakhir / penentuan kemenangan selesai dilaksanakan.
  2. Menang Teknik
    Karena lawan tidak dapat melanjutkan pertandingan karena permintaan pesilat sediri / mengundurkan diri. Karena keputusan Dokter Pertandingan.Dokter Pertandingan diberi waktu 60 detik untuk memutuskan apakah Pesilat bersangkutan dinyatakan “Fit”atau”Tidak Fit” (Unfit). Setelah 60 detik Wasit akan menanyakan kepada Dokter Pertandingan apakah Pesilat bersangkutan “Fit” atau”Tidak Fit” (Unfit) Atas permintaan Permintaan Pendamping Pesilat Atas keputusan Wasit.
  3. Menang Mutlak.
    Penentuan Menang Mutlak ialah bila lawan jatuh karena serangan yang sah dan menjadi tidak dapat bangkit segera dan atau nanar, maka setelah hitungan Wasit ke 10 dan tidak dapat berdiri tegak dengan sikap pasang
  4. Menang W.M.P / Wasit Menghentikan Pertandingan
    Menang karena pertandingan tidak seimbang.
  5. Menang Undur Diri
    Menang karena lawan tidak muncul di gelanggang (Walk Over)
  6. Kesalahan teknik pembelaan :
    Serangan yang sah dengan lintas dengan serangan yang benar, jika karea kesalahan teknik pembelaan lawannya yang salah (elakan yang menuju pada lintasan serangan), tidak dinyatakan sebagai pelangganan. Jika pesilat yang kena serangan tersebut cidera, maka Wasit segera memanggil dokter. Jika dokter memutuskan pesilat tersebut tidak fit, maka ia dinyatakan kalah teknik. Jika pesilat yang kena serangan tersebut menurut dokter fit dan tidak dapat segera bangkit, Wasit langsung melakukan hitungan teknik.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Sejarah Olimpiade Di Dunia Yang Harus Anda Ketahui | Ayok Sinau


Nilai Positif Pencak Silat

Beberapa nilai positif yang diperoleh dalam olahraga beladiri pencak silat adalah:

  1. Kesehatan dan kebugaran
  2. Membangkitkan rasa percaya diri
  3. Melatih ketahanan mental
  4. Mengembangkan kewaspadaan diri yang tinggi
  5. Membina sportifitas dan jiwa ksatria
  6. Disiplin dan keuletan yang lebih tinggi