Pengertian dan Faktor Depresi beserta Cara Mengatasinya

Diposting pada

pengertian-depresi

Pengertian Depresi

Depresi adalah suatu perasaan sedih yang sangat mendalam yang terjadi setelah mengalami suatu peristiwa dramatis atau menyedihkan, misalnya kehilangan seseorang yang disayangi. Seseorang bisa jatuh dalam kondisi depresi jika ia terus-menerus memikirkan kejadian pahit, menyakitkan, keterpurukan dan peristiwa sedih yang menimpanya dalam waktu lama melebihi waktu normal bagi kebanyakan orang.

Depresi merupakan ganguan mental yang setiap orang bisa saja mengalami hal ini. Pasti akan ada banyak sekali dari kita yang kebingungan bagaimana membedakan mana depresi mana stress dan mana sedihnya. Jadi pada dasarnya definisi depresi itu sendiri ialah suatu gangggauan keadaan pada tonus perasaan yang secara umum ditandai biasa ditandai oleh perasaan sedih, pesimisme, apati hingga kesepian. Keadaan seperti ini sering kalia akan disebut dengan istilah kesedihan atau sadness, kesengsaraan dan juga murung.

Depresi dapat terjadi pada siapa pun, golongan mana pun, keadaan sosial ekonomi apa pun, serta pada usia berapa pun. Tetapi umumnya depresi mulai timbul pada usia 20 sampai 40 tahun-an. Depresi biasanya berlangsung selama 6-9 bulan, dan sekitar 15-20% penderita berlangsung sampai 2 tahun atau lebih. Episode depresi cenderung berulang sebanyak beberapa kali dalam kehidupan seseorang.

Menurut National Institute of Mental Health (dalam Siswanto, 2002), gangguan depresi dipahami sebagai suatu penyakit tubuh yang menyeluruh (whole-body), yang meliputi tubuh, suasana perasaan dan pikiran. Ini berpengaruh terhadap cara makan dan tidur, cara seseorang merasa mengenai dirinya sendiri dan cara orang berpikir mengenai sesuatu. Gangguan depresi tidak sama dengan suasana murung (blue mood). Ini juga tidak sama dengan kelemahan pribadi atau suatu kondisi yang dapat dikehendaki atau diharapkan berlaku. Orang dengan penyakit depresi tidak dapat begitu saja “memaksa diri mereka sendiri” dan menjadi lebih baik.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian dan Manfaat Kebugaran Jasmani


Manifestasi Klinis Depresi

Depresi muncul secara bertahap selama beberapa hari atau minggu. Penderita tampak tenang dan sedih atau mudah tersinggung dan cemas datang silih berganti, lama – lama gejala tersebut bertambah berat dan menetap. Gejala depresi yang paling serius adalah pemikiran tentang bunuh diri. Banyak penderita yang ingin mati atau merasa mereka sangat tidak berguna sehingga mereka sepantasnya mati. Sebanyak 15% penderita menunjukkan perilaku bunuh diri. Rencana bunuh diri merupakan keadaan yang sangat berbahaya sehingga penderitanya harus dirawat dan diawasi secara ketat, sampai keinginan bunuh dirinya hilang.

Banyak penderita yang tidak dapat merasakan emosi sedih, gembira, dan senang secara normal. Dari perspektifnya dunia tampak semakin suram, tidak ada kehidupan, dan menjemukan. Berpikir, berbicaram dan kegiatan umum lainnya semakin jarang dilakukan, dan akhirnya akan menghentikan seluruh aktivitasnya.

Pikirannya dipenuhi oleh perasaan bersalah dan memiliki gagasan untuk menghancurkan dirinya sendiri, serta tidak dapat berkonsentrasi dengan baik dan daya ingat menurun. Mereka sering bimbang dan menarik diri, merasa tidak berdaya dan putus asa serta berpikir tentang kematian dan bunuh diri.

Penderita mengalami kesulitan tidur dan seringkali terbangun, terutama pada dini hari. Gairah dan kenikmatan seksualnya hilang. Nafsu makan yang buruk dan penurunan berat badan kadang menyebabkan penderita menjadi kurus dan siklus menstruasinya terganggu atau berhenti. Pada sekitar 20% penderita, gejalanya lebih ringan tetapi berlangsung selama bertahun – tahun bahkan berpuluh-puluh tahun. Apabila depresinya ringanm penderita akan makan sangat banyak sehingga terjadi penambahan berat badan berlebihanm terjadi kegemukan.1,2


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Kepribadian beserta Jenis dan Cirinya


Jenis dan Bentuk Depresi

Depresi dapat muncul dalam beberapa bentuk, antara lain:

Depresi Situasional

Depresi Situasional, merupakan depresi yang terjadi setelah mengalami suatu peristiwa sedih yang berat/traumatik, seperti kematian orang yang dicintai, di-PHK, kehilangan mata pencaharian mendadak, bangkrut, dan sebagainya.

Holiday Blues, merupakan depresi yang terjadi ketika sedang berlibur atau merayakan suatu momen sedih, mengenang peristiwa masa lalu yang pahit, lalu timbul depresi. Depresi jenis ini biasanya bersifat sementara, begitu momen perasaan khususnya selesai, ia akan kembali pulih.

Depresi Endogenous

Depresi Endogenous, merupakan depresi tanpa penyebab yang pasti, tiba – tiba saja muncul tanpa diketahui faktor pencetusnya.

Depresi Vegetatif

Depresi Vegetatif, merupakan depresi yang membuat penderita cenderung menarik diri dari pergaulan, jarang berbicara, tidak mau makan dan tidak mau tidur. Yang dilakukannya hanya melamun dan bingung.

Depresi Agitatif

Depresi Agitatif, diketahui dari penderitanya yang tampak sangat gelisah, cemas, meremas – remas tangannya serta banyak bicara, hiperaktif, tidak bisa diam.

Depresi Disrtimik

Depresi Disrtimik, depresi jenis ini berhubungan dengan perubahan kepribadian yang nyata. Penderita tampak lusuh, muram, pesimis, tidak suka bercanda atau tidak mampu menikmati kesenangan. Ia berlaku pasif, menarik diri (introvert), curiga, suka mengkritik, dan sering menyesali dirinya sendiri. Pikiran penderita dipenuhi dengan kekurangan, kegagalan, dan hal – hal negatif, bahkan menikmati kegagalannya.Beberapa penderita mengeluhkan penyakit fisik, berupa sakit dan nyeri, ketakutan akan musibah, atau takut menjadi gila. Penderita juga merasa bahwa mereka menderita penyakit yang tidak dapat disembuhkan atau yang memalukan (misalnya kanker atau penyakit menular seksual, AIDS/HIV) dan berpikir telah menularkannya kepada orang lain sehingga timbul rasa bersalah dan penyelasan mendalam.

Depresi Psikotik

Depresi Psikotik. Sekitar 15 % penderita terutama pada depresi berat, akan mengalami delusi (keyakinan yang salah terhadap sesuatu) atau halusinasi (melihat atau mendengar sesuatu yang sesungguhnya tidak ada). Mereka yakin telah berbuat dosa atau kejahatan besar yang tidak dapat diampuni atau mendengar suara-suara yang menuduh mereka telah melakukan berbagai perbuatan asusila yang tidak senonoh atau suara-suara yang mengutuk mereka supaya mati. Kadang penderita membayangkan bahwa mereka melihat peti mati dan orang-orang yang sudah meninggal. Perasaan tidak aman dan tidak berharga bisa menyebabkan depresi yang sangat berat pada penderita yang yakin bahwa mereka diawasi dan dihukum.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian dan Penyebab Stres Beserta Jenis dan Faktornya


Kreteria Diagnosis Depresi

  • Episode Depresif

Pada semua tiga variasi dari episode depresif khas yang tercantum di bawah ini: ringan, sedang dan berat, individu biasanya menderita suasana perasaan (mood) yang depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, dan berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktivitas. Biasanya ada rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja. Gejala lazim lainnya adalah Konsentrasi dan perhatian berkurang

  1. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
  2. Gagasan tentang perasaan bersalah dan tidak berguna (bahkan pada episode tipe ringan sekalipun)
  3. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
  4. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
  5. Tidur terganggu
  6. Nafsu makan berkurang

Untuk episode depresif dari ketiga-tiganya tingkat keparahan, biasanya diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat


  • Episode depresif ringan

Suasana perasaan mood yang depresif, kehilangan minat dan kesenangan, dan mudah menjadi lelah biasanya dipandang sebagai gejala depresi yang paling khas; sekurang-kurangnya dua dari ini, ditambah sekurang-kurangnya dua gejala lazim di atas harus ada untuk menegakkan diagnosis pasti. Tidak boleh ada gejala yang berat di antaranya. Lamanya seluruh episode berlansung ialah sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu

Individu yang mengalami episode depresif ringan biasanya resah tentang gejalanya dan agak sukar baginya untuk meneruskan pekerjaan biasa dan kegiatan social, namun mungkin ia tidak akan berhenti berfungsi sama sekali


  • Episode depresif sedang

Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala yang paling khas yang ditentukan untuk episode depresif ringan, ditambah sekurang-kurangnya tiga (dan sebaiknya empat) gejala lainnya. Beberapa gejala mungkin tampil amat menyolok, namun ini tidak esensial apabila secara keseluruhan ada cukup banyak variasi gejalanya. Lamanya seluruh episode berlangsung minimal sekitar 2 minggu Individu dengan episode depresif taraf; sedang biasanya menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga.


  • Episode depresif berat tanpa gejala psikotik

Pada episode depresif berat, penderita biasanya menunjukkan ketegangan atau kegelisahan yang amat nyata, kecuali apabila retardasi merupakan ciri terkemuka. Kehilangan harga diri dan perasaan dirinya tak berguna mungkin mencolok, dan bunuh diri merupakan bahaya nyata terutama pada beberapa kasus berat. Anggapan di sini ialah bahwa sindrom somatik hampir selalu ada pada episode dpresif berat.

Semua tiga gejala khas yang ditentukan untuk episode depresif ringan dan sedang harus ada, ditambah sekurang-kurangnya empat gejala lainnya, dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat. Namun, apabila gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi) menyolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu utnuk melaporkan banyak gejalanya secara terinci. Dalam hal demikian, penentuan menyeluruh dalam subkategori episode berat masih dapat dibenarkan. Episode depresif biasanya seharusnya berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan beronset sangat cepat, maka mungkin dibenarkan untuk menegakkan diagnosis dalam waktu kurang dari 2 minggu.

Selama episode depresif berat, sangat tidak mungkin penderita akan mampu meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas. Kategori ini hendaknya digunakan hanya untuk episode depresif berat tunggal tanpa gejala psikotik; untuk episode selanjutnya, harus digunakan subkategori dari gangguan depresif berulang.


  • Episode depresif berat dengan gejala psikotik

Episode depresif berat yang memenuhi kriteria menurut F32.2 terssebut di atas, disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Wahamnya biasanya melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan atau malapetaka yang mengancam, dan pasien dapat merasa bertanggung jawab atas hal itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina atau menuduh atau bau kotoran atau daging membusuk. Retardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor. Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak serasi dengan suasana perasaan (mood).

Diagnosis banding. Stupor depresif perlu dibedakan dari skizofrenia katatonik, stupor disosiatif, dan bentuk stupor organik lainnya. Kategori ini hendaknya hanya digunakan untuk episode depresif berat tunggal dengan gejala psikotik; untuk episode selanjutnya harus digunakan subkategori gangguan depresif berulang


Penyebab terjadinya Depresi

Ada beberapa hala yang juga memberikan penjelasan mengenai penyeban depresi. Menurut Kaplan dalam tarigan”2003” factor”yang dihubungkan dengan penyebabnya bisa saja terbagi mulai dari : factor genetic, factor biologi hingga factor psiko social. Yang dimana ketiga factor ini bisa saling mempengaruhi satu dengan lainnya.

Depresi lebih sering dialami oleh orang dewasa, dan penyebabnya diduga berhubungan dengan faktor genetik, hormon, dan zat kimia di otak. Beberapa faktor pemicu terjadinya depresi, di antaranya:

  • Mengalami peristiwa traumatis.
  • Memiliki penyakit kronis atau serius.
  • Mengonsumsi jenis obat tertentu.
  • Memiliki riwayat gangguan mental lainnya.

Beberapa penyebab depresi, antara lain:

  • Seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat depresi berisiko lebih tinggi mengidap depresi juga.
  • Senyawa kimia otak. Orang yang mengalami depresi biasanya terdapat ketidakseimbangan senyawa kimia di otaknya (neurotransmitter).
  • Seseorang yang bisa mengalami depresi bila pernah mengalami kehilangan orang yang dicintai, hubungan yang bermasalah, atau situasi yang dapat membuat stres, dapat memicu timbulnya depresi.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Definisi CPR dan Cara Melakukan CPR | Ayoksinau.com


Ciri Gejala Depresi

Dibawah ini sudah admin siapkan beberapa gejala dari depresi :

  • Perasaan terus saja sedih, perasaan cemas selalu menghantui hingga suasana hati yang kosong.
  • Perasaan selalu saja putus asa karena hidup dan pesimis.
  • Perasaan yang berasalah dan tidak berdaya untuk keluar dari perasaan bersalah hingga mempunyai perasaan tidak berharga.
  • Hilangnya minat dengan apapun atau hilang kesenangan di dalam hobi atau kegiatan yang sudah pernah dinikmati.
  • Turunnya energy atau stamina yang hancur hingga mudah kelelahan.
  • Kesusahan berkonsentrasi, turunnya daya ingat atau mengambil keputusan. Lalu mereka tidak percaya diri untuk mengambil keputusan hingga menjadi sangat bergantung pada linggkungan.
  • Insomnia, terbangun di pagi hari atau tidur yang terlalu berlebihan, hingga kesulitan untuk tidur sampai dalam taraf yang terlalu berlebihan dan bahkan sangat mengganggu. Sebagai penderita depresi bahkan bisa saja terjaga selama berhari-hari dan sebagian lainnya bisa saja tidur dalam waktu yang sangat panjang dan tidak ada daya untuk beraktifitas apapun.
  • Nafsu makan berkurang atau berlebihan. Turunnya berat badan atau menaiknnya berat badan secara drastic.
  • Selalu gelisah dan sanga mudah sekali tersinggung.
  • Selalu mengalami gejala fisik yang tidak merespon akan pengobatan.
  • Berpikiran selalu ingin bunuh diri.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian dan Perkembangan Embrio Pada Manusia


Faktor Risiko Depresi

Beberapa faktor risiko depresi, antara lain:

  • Memiliki riwayat gangguan kesehatan mental pada keluarga.
  • Menyalahgunakan alk*h*l atau obat t*rl*r*ng.
  • Memiliki ciri kepribadian tertentu, seperti rendah diri, terlalu keras dalam menilai diri sendiri, pesimis, atau terlalu bergantung kepada orang lain.
  • Mengidap penyakit kronis atau serius, seperti gangguan hormon tiroid, cedera kepala, HIV/AIDS, diabetes, kanker, stroke, nyeri kronis, atau penyakit jantung.
  • Mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti beberapa obat tekanan darah tinggi atau obat tidur.
  • Mengalami kejadian traumatik, seperti kekerasan seksual, kematian, kehilangan orang yang dicintai, atau masalah keuangan.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli


Cara Mengatasi Depresi

Dibawah ini sudah admin siapkan cara-cara dalam mengatasi depresi :

  • Ceritakan atau curhat tentang masalah kalian
  • Olah raga
  • Lakukan hobi kalian
  • Tertawalah
  • Relaksasi
  • Travel atau jalan-jalan
  • Istirahat yang cukup
  • Mandi teratur
  • Dan tentunya berdoa kepada tuhan