Pengertian dan Sifat Kebudayaan beserta Unsurnya

Diposting pada

pengertian-kebudayaan

Pengertian Kebudayaan

Kata “kebudayaan” berasal dari kata dalam bahasa Sanskerta yaitu buddayah yang dalam bentuk jamaknya berasal dari kata budhi yang berarti akal atau budi. Jadi, jika disimpulkan, definisi kebudayaan adalah hal-hal yang berkaitan dengan akal atau budi. Secara umum, definisi Kebudayaan merupakan hasil cipta, karsa dan rasa manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya yang meliputi kepercayaan, pengetahuan, seni, hukum kebiasaan, susila, dan lain sebagainya.

Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya. Dengan demikian, kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia, dan digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah-laku dan tindakan- tindakannya.

Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya.

Sebagai pengetahuan, kebudayaan adalah suatu satuan ide yang ada dalam kepala manusia dan bukan suatu gejala (yang terdiri atas kelakuan dan hasil kelakuan manusia). Sebagai satuan ide, kebudayaan terdiri atas serangkaian nilai-nilai, norma- norma yang berisikan larangan-larangan untuk melakukan suatu tindakan dalam menghadapi suatu lingkungan sosial, kebudayaan, dan alam, serta berisi serangkaian konsep-konsep dan model-model pengetahuan mengenai berbagai tindakan dan tingkah laku yang seharusnya diwujudkan oleh pendukungnya dalam menghadapi suatu lingkungan sosial, kebudayaan, dan alam. Jadi nilai-nilai tersebut dalam penggunaannya adalah selektif sesuai dengan lingkungan yang dihadapi oleh pendukungnya

Dari berbagai sisi, kebudayaan dapat dipdang sebagai: (1) Pengetahuan yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut; (2) Kebudayaan adalah milik masyarakat manusia, bukan daerah atau tempat yang mempunyai kebudayaan tetapi manusialah yang mempunyai kebudayaan; (3) Sebagai pengetahuan yang diyakini kebenarannya, kebudayaan adalah pedoman menyeluruh yang mendalam dan mendasar bagi kehidupan masyarakat yang bersangkutan; (4) Sebagai pedoman bagi kehidupan, kebudayaan dibedakan dari kelakuan dan hasil kelakuan; karena kelakuan itu terwujud dengan mengacu atau berpedoman pada kebudayaan yang dipunyai oleh pelaku yang bersangkutan.

Sebagai pengetahuan, kebudayaan berisikan konsep-konsep, metode-metode, resep-resep, dan petunjuk-petunjuk untuk memilah (mengkategorisasi) konsep- konsep dan merangkai hasil pilahan untuk dapat digunakan sebagai pedoman dalam menginterpretasi dan memahami lingkungan yang dihadapi dan dalam mewujudkan tindakan-tindakan dalam menghadapi dan memanfaatkan lingkungan dan sumber- sumber dayanya dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan untuk kelangsungan hidup. Dengan demikian, pengertian kebudayaan sebagai pedoman bagi kehidupan adalah sebagai pedoman dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Seperti Apa Sejarah Keraton Yogyakarta? Yuk Simak


Kebudayaan Menurut Pendapat Para Ahli

Untuk lebih memahami definisi kebudayaan, anda perlu menyimak beberapa definisi kebudayaan menurut pendapat para ahli sebagai berikut.

  • Menurut Ki Hajar Dewantara, kebudayaan atau buah budi manusia merupakan hasil perjuangan manusia yang dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu alam dan zaman yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia dalam mengatasi berbagai kesukaran serta berbagai rintangan dalam hidup dan penghidupannya untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang pada dasarnya bersifat damai dan tertib.
  • Menurut Koentjaraningrat, definisi kebudayaan merupakan keseluruhan dari manusia yang dimulai dari tingkah lakunya hingga hasil yang harus dicapainya dalam belajar dan keseluruhannya tersusun dalam kehidupan setiap orang.
  • Menurut Soelaeman Soenardi dan Selo Soemardjan, pada bukunya yang berjudul Setangkai Bunga Sosiologi 113 (1964). Beliau mengemukakan bahwa definisi kebudayaan merupakan segala hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat.
  • Menurut Herskovits, kebudayaan merupakan suatu hal yang diturunkan dari satu generasi ke generasi yang lain secara turun temurun.
  • Menurut Andreas Eppink, kebudayaan merupakan suatu hal yang memiliki kandungan dari seluruh pengertian etika sosial, nilai sosial, ilmu dan pengetahuan serta beberapa susunan religius, sosial, budaya, dan lain sebagainya serta semua pernyataan artistik dan intelektual sebagai ciri khas seseorang.
  • Menurut Edward Burnett Tylor, mendefinisikan kebudayaan sebagai penggabungan dari seluruh hal-hal kompleks yang di dalamnya terdiri dari keyakinan, kesenian, hukum, pengetahuan, tradisi, moral, adat istiadat, serta kemampuan-kemampuan lain yang didapatkan oleh individu dalam bermasyarakat.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Budaya Politik, Ciri, Macam & Definisi Menurut Para Ahli | Ayoksinau.com


Unsur-Unsur Kebudayaan

Untuk lebih mendalami kebudayaan perlu dikenal beberapa masalah lain yang menyangkut kebudayaan antara lain unsur kebudayaan. Unsur kebudayan dalam kamus besar Indonesia berarti bagian dari suatu kebudayaan yang dapat digunakan sebagai suatu analisi tertentu. Dengan adanya unsur tersebut, kebudayan disini lebih mengandung makna totalitas dari pada sekedar perjumlahan usur-unsur yang terdapat di dalamnya. Unsur kebudayaan terdiri atas :

  1. System regili dan upacaru keagamaan merupakan produk manusia sebagai homoriligius. manusia yang mempunyai kecerdasan ,pikiran ,dan perasaan luhur ,tangapan bahwa kekuatan lain mahabesar yang dapat “menghitam-putikan” kehidupannya.
  2. System organisasi kemasyarakatan merupakan produk manusia sebagia homosocius.manusia sadar bahwa tubuh nay lemah.namun, dengan akalnya manusia membuat kekuatan dengan menyusun organisasikemasyarakatan yang merupakan tempat berkerja sama untuk mencapai tujuan baersama,yaitu meningatkan kesejahtraan hidupnya.
  3. System mata pencarian yang merupakan produk dari manusia sebagai homoeconomicus manjadikan tinkat kehudupan manusia secara umum terus meningkat.contoh bercocok tanam, kemudian berternak ,lalu mengusahakan kerjinan, dan berdagang.

Menurut C. Kliucckhohn, beliau mengemukakan terdapat tujuh unsur kebudayaan, sebagai berikut.

  1. Sistem mata pencaharian hidup.
  2. Sistem peralatan serta teknologi.
  3. Sistem organisasi kemasyarakatan.
  4. Sistem pengetahuan.
  5. Bahasa.
  6. Kesenian.
  7. Sistem religi serta upacara keagamaan.

Adapun, unsur-unsur kebudayaan yang mudah diterima dalam masyarakat adalah sebagai berikut.

  • Unsur Kebudayaan kebendaan, contohnya adalah alat tulis menulis yang banyak dipakai orang Indonesia yang di ambil dari unsur-unsur kebudayaan barat.
  • Unsur-unsur yang dapat dibuktikan membawa faedah besar umpamanya radio transistor yang banyak membawa manfaat sebagai media massa.
  • Unsur-unsur yang dengan gampang sesuai dengan kondisi orang-orang yang terima unsur-unsur itu, seperti mesin penggiling padi.

Adapun, unsur-unsur kebudayaan yang susah diterima dalam masyarakat adalah sebagai berikut.

  • Unsur yang menyangkut sistem keyakinan, seperti ideologi, falsafah hidup, serta lainnya
  • Unsur-unsur yang dipelajari pada skala pertama sistem sosialisasi. Contoh yang begitu gampang yaitu masalah makanan pokok satu orang-orang. Nasi adalah makanan pokok beberapa besar orang-orang indonesia sulit sekali dirubah dengan makanan pokok yang lain.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Bukti dan Fakta-Fakta Mengenai Sejarah


Sifat dan Ciri Kebudayaan

Kebudayaan yang ada di dunia ini memiliki beberapa karakter-karakter inti yang sama. Adapun sifat-sifat kebudayaan adalah sebagai berikut.

  • Kebudayaan terwujud serta tersalurkan melalui tingkah laku manusia.
  • Kebudayaan terlebih dulu ada dibandingkan dengan lahirnya suatu generasi, dan kebiudayaan tidak akan mati walaupun umur generasi yang berkaitan tersebut telah habis.
  • Kebudayaan dibutuhkan oleh manusia serta diwujudkan kelakuannya.
  • Kebudayaan meliputi ketentuan yang berisi beberapa aksi yang di terima serta tidak diterima, beberapa keharusan, bebrapa aksi yang diizinkan, serta beberapa aksi yang dilarang.

Semua kebudayaan selalu bergerak dinamis karena sesungguhnya gerak kebudayaan itu mengikuti gerak manusia itu sendiri.

Proses akulturasi kebudayaan dalam histori umat manusia sudah berlangsung pada umat atau bangsa-bangsa terdahulu. Kebudayaan yang dibawa bisa dengan mudah di terima oleh orang-orang setempat dan terkadang pula tidak diterima, bahkan terdapat pula sekumpulan individu yang tetap tidak mau menerima kebudayaan asing meskipun sebagian besar kelompok individu di sekitarnya telah jadikan kebudayaan itu sebagai salah satu kebudayaannya.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Perbedaan Etnis dan Suku


Kebudayaan Bangsa Indonesia

Di masa lalu, kebudayaan nasional digambarkan sebagai “puncak-puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia”. Namun selanjutnya, kebudayaan nasional Indonesia perlu diisi oleh nilai-nilai dan norma-norma nasional sebagai pedoman bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di antara seluruh rakyat Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah nilai-nilai yang menjaga kedaulatan negara dan integritas teritorial yang menyiratkan kecintaan dan kebanggaan terhadap tanah air, serta kelestariannya, nilai-nilai tentang kebersamaan, saling menghormati, saling mencintai dan saling menolong antar sesama warganegara, untuk bersama-sama menjaga kedaulatan dan martabat bangsa.

Gagasan tentang kebudayaan nasional Indonesia yang menyangkut kesadaran dan identitas sebagai satu bangsa sudah dirancang saat bangsa kita belum merdeka. Hampir dua dekade sesudah Boedi Oetomo, Perhimpunan Indonesia telah menanamkan kesadaran tentang identitas Indonesia dalam Manifesto Politiknya (1925), yang dikemukakan dalam tiga hakekat, yaitu: (1) kedaulatan rakyat, (2) kemandirian dan (3) persatuan Indonesia. Gagasan ini kemudian segera direspons dengan semangat tinggi oleh Sumpah Pemuda pada tahun 1928.

Di masa awal Indonesia merdeka, identitas nasional ditandai oleh bentuk fisik dan kebijakan umum bagi seluruh rakyat Indonesia (di antaranya adalah penghormatan terhadap Sang Saka Merah-Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, Bahasa Nasional, pembentukan TKR yang kemudian menjadi TNI, PNS, sistem pendidikan nasional, sistem hukum nasional, sistem perekonomian nasional, sistem pemerintahan dan sistem birokrasi nasional). Di pihak lain, kesadaran nasional dipupuk dengan menanamkan gagasan nasionalisme dan patriotisme. Kesadaran nasional selanjutnya menjadi dasar dari keyakinan akan perlunya memelihara dan mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa sebagai perjuangan mencapai peradaban, sebagai upaya melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan, ketertundukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing atau kekuatan asing.

Secara internal manusia dan masyarakat memiliki intuisi dan aspirasi untuk mencapai kemajuan. Secara internal, pengaruh dari luar selalu mendorong masyarakat, yang dinilai statis sekali pun, untuk bereaksi terhadap rangsangan- rangsangan dari lingkungannya. Rangsangan besar dari lingkungan pada saat ini datang dari media masa, melalui pemberitaan maupun pembentukan opini. Pengaruh internal dan khususnya eksternal ini merupakan faktor strategis bagi terbentuknya suatu kebudayaan nasional. Sistem dan media komunikasi menjadi sarana strategis yang dapat diberi peran strategis pula untuk memupuk identitas nasional dan kesadaran nasional.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Penjelasan Keanekaragaman Budaya di Indonesia Beserta Contohnya


Faktor Mempengaruhi Kebudayaan

Bebera faktor yang mempengaruhi kebudayaan secara garis besar adalah : a) factor kitaran (lingkungan hidup, geografis mileu) factor lingkungan fisik lokasi geografis merupakan suatu corak budaya sekelompok masyarakat; b) faktor induk bangsa ada dua pandangan berbeda mengenai faktor induk bangsa ini, yaitu pandangan barat dan pandangan timur. Pandangan barat berpendapat bahwa perbedaan induk bangsa dari beberapa kelompok masyarakat mempunyai pengaru terhadap suatu corak kebudayaan. Berdasarkan pandangan barat umumnya tingkat cauca soit dianggap lebih tinggi dari pada bangsa lain,yaitu mingloid dan negroid. Sedangkan pandangan timur berpendapat bahwa peran ihnduk bukan sebagai factor yang lebih dulu lahir dan cukup tinggi pada saat bangsa barat masih “ tidur dalam kegelapan . hal itu lebih jelas ketika dalam abad xx, bangsa jepang yang dapat diikatakan lebih rendah daripada bangsa barat dan c) fakto saling kontak antar bangsa. Hubungan antar bangsa yang makin mudah akibat sarana perhubungan yang makin sempurna menebabkan satu bangsa mudah berhubungan dengan bangs lain.

Akibat daripada adanya hubungan ini dapat atau tidak suatu bangsa mempertahankan jkebudayaanya tergantung pada kebudayaan asing mana yang lebih kuat maka kebudayaan asli dapat bertahan lebih kuat. Sebaliknya apabila kebudayaan asli lebih lemah daripada kebudayaan asing maka lenyaplah kebudayaan aslidan terjadi budaya jajahan yang sifatnuya tiruan.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian Epigraf, Apa Itu Epigraf ?


Bangsa Multikultural Sebagai Kebudayaan Bangsa

Bangsa Yang Multikultural Sebagai Tantangan Kebudayaan Bangsa Indonesia. Kita tidak dapat pula mengingkari sifat pluralistik bangsa kita sehingga perlu pula memberi tempat bagi berkembangnya kebudayaan sukubangsa dan kebudayaan agama yang dianut oleh warganegara Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan sukubangsa dan kebudayaan agama, bersama-sama dengan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara, mewarnai perilaku dan kegiatan kita. Berbagai kebudayaan itu berseiringan, saling melengkapi dan saling mengisi, tidak berdiri sendiri-sendiri, bahkan mampu untuk saling menyesuaikan (fleksibel) dalam percaturan hidup sehari-hari.

Dalam konteks itu pula maka ratusan suku-sukubangsa yang terdapat di Indonesia perlu dilihat sebagai aset negara berkat pemahaman akan lingkungan alamnya, tradisinya, serta potensi-potensi budaya yang dimilikinya, yang keseluruhannya perlu dapat didayagunakan bagi pembangunan nasional. Di pihak lain, setiap sukubangsa juga memiliki hambatan budayanya masing-masing, yang berbeda antara sukubangsa yang satu dengan yang lainnya. Maka menjadi tugas negaralah untuk memahami, selanjutnya mengatasi hambatan-hambatan budaya masing-masing sukubangsa, dan secara aktif memberi dorongan dan peluang bagi munculnya potensi-potensi budaya baru sebagai kekuatan bangsa.

Banyak wacana mengenai bangsa Indonesia mengacu kepada ciri pluralistik bangsa kita, serta mengenai pentingnya pemahaman tentang masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang multikultural. Intinya adalah menekankan pada pentingnya memberikan kesempatan bagi berkembangnya masyarakat multikultural itu, yang masing-masing harus diakui haknya untuk mengembangkan dirinya melalui kebudayaan mereka di tanah asal leluhur mereka. Hal ini juga berarti bahwa masyarakat multikultural hams memperoleh kesempatan yang baik untuk menjaga dan mengembangkan kearifan budaya lokal mereka ke arah kualitas dan pendayagunaan yang lebih baik.

Kelangsungan dan berkembangnya kebudayaan lokal perlu dijaga dan dihindarkan dari hambatan. Unsur-unsur budaya lokal yang bermanfaat bagi diri sendiri bahkan perlu dikembangkan lebih lanjut agar dapat menjadi bagian dari kebudayaan bangsa, memperkaya unsur-unsur kebudayaan nasional. Meskipun demikian, sebagai kaum profesional Indonesia, misi utama kita adalah mentransformasikan kenyataan multikultural sebagai aset dan sumber kekuatan bangsa, menjadikannya suatu sinergi nasional, memperkukuh gerak konvergensi, keanekaragaman.

Oleh karena itu, walaupun masyarakat multikultural harus dihargai potensi dan haknya untuk mengembangkan diri sebagai pendukung kebudayaannya di atas tanah kelahiran leluhurnya, namun pada saat yang sama, mereka juga harus tetap diberi ruang dan kesempatan untuk mampu melihat dirinya, serta dilihat oleh masyarakat lainnya yang sama-sama merupakan warganegara Indonesia, sebagai bagian dari bangsa Indonesia, dan tanah leluhurnya termasuk sebagai bagian dari tanah air Indonesia. Dengan demikian, membangun dirinya, membangun tanah leluhurnya, berarti juga membangun bangsa dan tanah air tanpa merasakannya sebagai beban, namun karena ikatan kebersamaan dan saling bekerjasama.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Pengertian dan Jenis Literasi Beserta Menurut Para Ahli


Kondisi Budaya Indonesia Pada Era Globalisasi

Indonesia merupakan negara yang dapat dikatakan sebagai negara yang kaya akan budayanya, dengan memiliki keragaman yang cukup bervariasi, dapat digunakan sebagai penambah indahnya khasanah sebuah negara. Akan tetapi, mampukah Indonesia pada jaman sekarang tetap mempertahankan integritas kebudayaannya. Apabila di ulang kembali berbagai peristiwa yang terjadi, banyak kebudayaan Indonesia yang telah di caplok oleh Negara-negara lain. Hal ini dapat membuktikan dengan jelas bahwa belum adanya kekuatan hukum yang kuat yang dimiliki oleh bangsa Indonesia tentang kebudayaannya. Sehingga akan menyebabkan kemudahan bagi bangsa lain untuk mengambil dan mengakuinya.

Bukan hanya itu saja, kemajuan teknologi informasi pada masa sekarang ini telah cepatnya merubah kebudayaan Indonesia menjadi kian merosot. Sehingga menimbulkan berbagai opini yang tidak jelas, yang nantinya akan melahirkan sebuah kebingungan di tengah-tengah berbagai perubahan yang berlangsung begitu rumitnya dan membuat pusing bagi masyarakatnya sendiri.

Dan yang lebih memprihatinkan lagi, banyak kesenian dan bahasa Nusantara yang dianggap sebagai ekspresi dari bangsa Indonesia akan terancam mati. Sejumlah warisan budaya yang ditinggalkan oleh nenek moyang sendiri telah hilang entah kemana. Padahal warisan budaya tersebut memiliki nilai tinggi dalam membantu keterpurukan bangsa Indonesia pada jaman sekarang.

Sungguh ironis memang apabila ditelaah lebih jauh lagi. Akan tetapi, kita tidak hanya mengeluh dan menonton saja. Sebagai warga negara yang baik, mesti mampu menerapkan dan memberikan contoh kepada anak cucu nantinya, agar kebudayaan yang telah diwariskan secara turun temurun akan tetap ada dan senantiasa menjadi salah satu harta berharga milik bangsa Indonesia yang tidak akan pernah punah.

Fungsi Kebudayaan dalam Masyarakat

Kebudayaan merupakan hal tak terpisahkan dan masyarakat. Di mana ada masyarakat, di situ ada kebudayaan. Kebudayaan merupakan penopang kelangsungan hidup masyarakat. Kebudayaan mempunyai fungsi tertentu dalammasyarakat. Fungsi tersebut bisa kita pahami berdasarkan sudut pandang teori sosiologi.

Menurut teori fungsional-struktural, kebudayaan berfungsiuntuk memelihara seluruh proses dalammasyarakat. Pertama-tama, kebudayaan berfungsi mempersatukan masyarakat dan menciptakan stabilitas. Hal itu terwujud melalui kesediaan masyarakatuntuk menerima nilai-nilai inti sebagai pedoman kehidupan bersama. Lebih lanjut,
kebudayaan memungkinkan masyarakat memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, baik itu kebutuhan fisik maupun non-fisik.

Sebagaimana sudah dibahas di atas, kebudayaan terdiri atas empat wujud. Keempat wujud kebudayaan itu semuanya merupakan kebutuhan masyarakat.

  1. Wujud pertama kebudayaan berupa benda-benda fisik, terutama berfungsi untuk memenuhi kebutuhan fisik masyarakat.
  2. Wujud kedua kebudayaan berupa sistem sosial, terutama berfungsi untuk memenuhi kebutuhan untuk menata kehidupan bersama.
  3. Wujud ketiga kebudayaan berupa sistem budayaberfungsi untuk memenuhi kebutuhan emosional- spiritual (makna hidup)
  4. Wujud keempat kebudayaan berupa nilai budaya. atau terutama berfungsi untukmemenuhi kebutuhan identitas diri atau kelompok masyarakat.

Sementara itu, menurut sudut pandang teori konflik sosial,kebudayaan terutama berfungsi untuk meemelihara ketidaksamaan sosial. dengan kata lain, kebudayaan sesungguhnva berfungsi untuk memelihara dominasi kelompok tertentu dalam masyarakatterhadap kelompok lainnya. Adanya dominasi kelompok tersebut akan menimbulkan ketidakpuasan kelompok lain. Hal itu pada gilirannya akan mendorong timhulnya perubahan sosial Apabila dicermati, kedua sudut pandang tersebut memilikikebenaran masing-masing. Karena itu. keduanya memiliki pandangan yang saling melengkapi dalam memahami fungsi kebudayaan. Atas dasar kedua pandangan tersebut. dapat disimpulkan bahwa kebudayaan setidaknya memiliki fungsi sebagai berikut.

Dari ketiga fungsi tersebut. fungsi kebudaayan untuk dapat‘mempersatukan masyarakat’ umumnya makin problematis. Hal itu karena masyarakat sekarang cenderung merupakan masyarakatberagam budaya. Tak Jarang yang terjadi. kebudayaan bukannvamempersatukan masyarakat, tetapi malah memecah belah masyarakat. Karena itu, tantangan masyarakat sekarang adalah bagaimana membuat agar kehudayaan bisa berfungsimempersatukan masyarakat di tengah kondisi keragaman kebudayaan. udaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta yakni buddhayah, yaitu merupakan bentuk jamak dari buddhi(budi atau akal). Diartikan sebagai hal- hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Dalam bahasa inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin colere, yakni mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kataculture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia. Kebudayaan sebagai penciptaan, penerbitan dan pengolahan nilai-nilai insani. Tercakup di dalamnya usaha membudayakan bahan alam mentah serta hasilnya. Di dalam bahan alam, alam diri dan alam lingkungannya baik fisik maupun sosial, nilai-nilai diidentifkasikan dan dikembangkan sehingga sempurna. Membudayakan alam, memanusiakan manusia, menyempurnakan hubungan keinsanian merupakan kesatuan tak terpisahkan (dalam Pelly dan Menanti, 1994: 22).