Pengertian dan Jenis Historiografi beserta Tujuannya

Diposting pada

pengertian-historiografi

Pengertian Historiografi

Historiografi merupakan suatu kajian mengenai metode sejarawan didalam pengembangan sejarah sebagai disiplin akademis dan dengan secara luas, historiografi merupakan tiap-tiap karya sejarah mengenai topik tertentu. Tujuan dari historiologi yaitu untuk dapat menulis kejadian atau peristiwa pada masa lampau dengan secara kronologis dan sistematis.

Historiografi tersebut terdiri dari kata history yang memiliki arti sejarah dan juga graph yang memiliki arti tulisan. Jadi dapat diartikan bahwa pengertian Historiografi merupakan sebuah tulisan sejarah baik itu yang bersifat ilmiah (problem oriented) ataupun juga yang tidak ilmiah (no problem oriented).

Historiografi merupakan bagian dari ilmu sejarah yang mempelajari hasil-hasil dari tulisan atau karya sejarah dari generasi ke generasi, dari jaman ke jaman. Dengan ilmu historiografi akan dibahas hasil-hasil dari penulisan sejarah, dari sejak manusia menghasilkan suatu karya sejarah bagaimanapun sederhana bentuknya, seperti cerita rakyat, legenda, mitos dan sebagainya sampai pada karya sejarah modern.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Inilah Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia Dari Dahulu Hingga Sekarang


Tujuan dan Fungsi Historiografi

Tujuan Historiografi

Tujuan Historiografi merupakan Hal ini dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, termasuk mempelajari metodologi sejarah dan perkembangan sejarah sebagai suatu disiplin akademi. ada beberapa tujuan historiografi sebagai berikut :

  • Untuk mengkaitkan masa lalu dan sekarang dan arsitektur yang terbentuk pada masa kini bukanlah hal yang terpisah dari arsitektur masa dulu.
  • Untuk memahami latar belakang terbentuknya artefak atau pengaruh yang membentuk artefak-artefak tersebut.
  • Bermanfaat bagi peneliti dan pembuat karya ilmiah.
  • Bermanfaat bagi arsitek untuk menambah inspirasi dalam merancang.
  • Untuk menulis kejadian pada masa lampau ( sejarah ) secara kronologis dan sistematis

Fungsi Historiografi

  • Fungsi Genetis – fungsi Genetis untuk mengungkapkan bagaimana asal usul dari sebuah peristiwa. Fungsi ini terlihat pada sejumlah penulisan sejarah seperti Babad Tanah Jawi, Sejarah Melayu, dan Prasasti Kutai.
  • Fungsi Didaktis – Fungsi Didaktis merupakan fungsi yang mendidik artinya dalam karya-karya sejarah banyak memuatpelajaran, hikmah dan suri teladan yang penting bagi para pembacanya.
  • Fungsi Pragmatis – fungsi yang berkaitan dengan upaya untuk melegitimasi suatu kekuasaan agar terlihat kuat dan berwibawa.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Sejarah NU (Nahdlatul Ulama) di Nusantara | Ayok Sinau


Jenis dan Macam Historiografi

Historigrafi terbentuk dari dua akar kata yaitu history yang artinya sejarah dan graph yang artinya tulisan.  Jadi historiografi adalah tulisan sejarah, baik itu yang bersifat ilmiah (problem oriented) maupun yang tidak (no problem oriented). Problem oriented merupakan karya sejarah ditulis bersifat ilmiah dan berorientasi kepaada pemecahan masalah (problem solving), yaang tentu saja penulisannya menggunakan seperangkat metode penelitian. Sedangkan yang dimaksud dengan no problem oriented adalah karya tulis sejarah yang ditulis tidak berorientasi kepada pemecahan maasalah dan ditulis secara naratif, dan juga tidak menggunakan metode penelitian .

Historiografi Tradisional

Historiografi Tradisional adalah penulisan sejarah yang biasanya dilakukan oleh para sastrawan atau pujangga keraton dan bangsawan kerajaan. Corak penulisan  sejarah  yang  banyak  sekali ditulis  oleh para  pujangga  kraton,  karya-karya  mereka  bertujuan   untuk   melegitimasi   kedudukan   raja. Historiografi pada masa ini memiliki ciri-ciri magis, bersifat  sakral,  religius,  menekankan  kultus,  dewa  raja  dan mitologi, etnosentrisme,  bersifat anakronisme,  dan  berfungsi  sosial  psikologis  untuk  memberi  kohesi  pada  suaatu masyarakat tentang kebenaran-kebenaran kedudukan suatu dinasti. babad, sajarah, serat kanda, carita, wawacan, hikayat, sejarah, salsilah, tutur, cerita-cerita manurung .

Karakteristik dan Sifat Tradisional

Bersifat istana atauu kraton sentris, yang mengungkapkan kehidupan keluarga istana atau keraton, dan ironisnya rakyat jelata tidak  mendapat bagian tempat didalamnya, dengan alasan rakyat jelaata dianggap a-historis.

Bersifat Religio-magis, seorang raja ditulis sebagaai manusia yang mempunyai kelebihan secara batiniah, kekuatan gaib, agar seorang raja mendapat apresiiasi yang luar dapat di mata rakyatnya, patuh, sehingga rakyat takut, dan juga mau melaksanakan perintahnya. Rakyat memandang, raja sebagai perwujudan aatau perwakilan dari Tuhan. Bersifat regio-sentrisme , cerita sejaraah berpusat pada kedudukan sentral raja, sehingga menimbulkan raja-sentrisme. Babad Cirebon, Babad Banten ,Babad Bugis.

Ciri Historiografi Tradisional

  • Karya yang dibuat berbentuk terjemahan dari naskah-naskah dari India.
  • Bersifat religiomagis.
  • Bersifat sentris.

Bentuk Historiografi Tradisional

  1. cerita rakyat
    Bentuk ini pada dasarnya merupakan suatu proses internalisasi dari pengalaman spiritual manusia tentang kenyataan lalu di ungkapkan melalui kisah sejarah
  2. Genealogis
    Bentuk ini merupakan gambaran mengenai pertautan antara individu dengan yang lain atau suatu generasi dengan generasi berikutnya. Sil silah sangat penting untuk melegitimasikan kedudukan mereka.
  3. Kronik.
    Dalam penulisan ini sudah ada penulisan kesadaran tentang waktu, Namun demikian juga masih di lingkungan kepercayaan yang bersifat kosmosmagis
  4. Annals.
    Sebenarnya bentuk ini merupakan cabang dari kronik hanya saja bentuk annals ini sudah lebih maju dan lebih jelas, Sudah berusaha membeberkan kisah dalam uraian waktu.
  5. Logis
    Kisah yang di ungkapkan mengamdungh mitos, legenda, dongeng, asal usul suatu bangsa, kisah disini merupakan merupakan kisah yang merupakan suatu pembenaran berdasar emosi dan kepercayaan.
  6. Supranatural
    Dalam hal ini kekuatan kekuatan gaib yang tidak bias diterima dengan akal sehat sering terdapat di dalamnya.

Karakteristik Historiografi Tradisional

  1. Oral tradition
    Historiografi jenis ini di sampaikan secara lisan, maka tidak dijamin keutuhan redaksionalnya.
  2. Anakronistik
    Dalam menempatkan waktu sering terjadi kesalahan kesalahan, pernyataan waktu dengan fakta sejarah termasuk di dalamnya penggunaan kosa kata penggunaan kata nama dll.
  3. Etnosentris
    Penulisan selalu bersifat kedaerahan, Hanya terpaut pada suku bangsa tertentu. Dan sangat berpusat pada kedaerahan.

Contoh Historiografi Tradisional

Contoh historiografi masa Hindu-Buddha yaitu ialah kitab Mahabrata dan Ramayana, Kitab Negarakertagama, Babad Tanah Jawi, Kitab Pararaton, Babad Arya Tabanan, dan lain-lainnya.


Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Sejarah Nyi Roro Kidul, Sejarah Penuh Misteri Yang Jarang Diketahui


Historiografi Kolonial

Historiografi kolonial adalah penulisan sejarah yang dibuat pada masa kolonial. Penulisan historiografi kolonial menitik beratkan terhadap kehidupan warga Belanda (Eropa) di Hindia Belanda karena ditulis oleh orang-orang Belanda atau Eropa.

Karya  sejarah yang ditulis  pada maasa pemerintahan kolonial berkuasa di Nusantara Indonesia, yaitu dari zaman VOC (1600) sampai masa Pemeritahan Hindia Belanda yang berakhir saat tentara pendudukan Jepang datang di Indonesia (1942). Historiografi kolonial ialah karya tulis sejarah yang ditulis oleh para sejarawan kolonial saat pemerintahan kolonial berkuasa di Nusantara Indonesia.

Karakteristik dan Sifat Kolonial

Belanda Sentrisme artinya sejarah Indonesia di tulis daari sudut pandang kepentingan orang-orang Belanda yang sedang berkuasa di Nusantara Indonesia pada saat itu.

Eropasentrisme, artinya ialah ditulis dari sudut pandang kepentingan orang Belanda, dan juga kepentingan bangsa Eropa pada umumnya. Mitologisasi artinya ialah banyak kejadian yang tidak didasarkan pada kejadian yang sebenarnya. Interpretasi dari jaman kolonial cenderung untuk meembuat mitologisasi dari dominasinya, dengan menyebut perang-perang kolonial sebagai usaha paasifikasi daerah-daerah, yang sesungguhnya mengadakan perlawanan untuk pertahanan maasyarakat juga kebudayaannya.

Ciri Historiografi Kolonial

  • Memiliki sifat diskriminatif, mitologis dan subjektif
  • Mengandung hal-hal yang berkenaan dengan sejarah orang-orang besar.
  • Menonjolkan peranan bangsa Belanda dan memberi tekanan pada aspek politis, ekonomis, dan institusional
  • Berisi perlawanan terhadap pemerintah colonial yang di lakukan oleh pahlawan nasional
  • merupakan ekspresi dan semangat nasionalistis yang berkobar kobar
  • Tokoh tokoh nasional menjadi symbol kenasionalan dan memberi identitas bagi bangsa Indonesia, Jenis sejarah semacam ini perlu di hargai sebagai fungsi sosiopolitik, yaitu membangkitkan semangat nasional

Contoh Historiografi Kolonial

Contoh Historiografi Kolonial pada masa kolonial antara lain Schets eener Economische Geschiedenis van Nederlands-Indie karya G. Gonggrijp; Beknopt Leerboek Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indi karta, Geschiedenis van den Indischen Archipel karya B.H.M. Vlekke, dan A.J. Eijkman dan F.W Stapel.


Historiografi Modern

Historiografi modern ini tercipta sebab adanya tuntutan teknik untuk mendapatkan berbagai fakta sejarah. Fakta sejarah diperoleh dengan cara menetapkan metode penelitian, menggunakan ilmu-ilmu bantu, terdapatnya teknik pengarsipan dan rekonstruksi melalui sejarah secara lisan.

Historiografi modern muncul akibat tuntutan ketepaatan teknik dalam mendapatkan fakta sejarah. Fakta sejarah didapatkan melalui penetapan metode penelitian, memakai ilmu-ilmu bantu, adaanya teknik pengarsipan dan rekonstruksi melalui sejarah lisan. Suatu periode baru dalam perkembangan historiografi Indonesia dimulai dengaan timbulnya studi sejarah kritis. Dalam penuliisan tentang sejarah kritis dipergunakan prinsip-prinsip metode sejarah. Studi sejaarah kritis juga memerlukan bantuan dari ilmu lain untuk mempertajam analisanya.

Ciri Historiografi Modern

  • Berifat metodologis, sejarawan diharuskan menggunakan kaidah-kaidah ilmiah.
  • Bersifat kritis historis, yang mana dalam penelitian sejarah menggunakan pendekatan multidimensional.
  • Suatu kritis terhadap historiografi nasional, lahir sebagai kritis atas historiografi nasional yang beranggapan memiliki kecenderungan menghilangkan unsur asing dalam proses pembentukan ke Indonesia.
  • Munculnya peran-peran rakyat kecil.

Kelebihan Historiografi Modern

  • Pandangan religiomagis dan kosmologis diubah menjadi pandangan yang bersifat ilmiah.
  • Menggunakan penulisan sejarah kritis
  • Mengguankan pendekatan multidimensi
  • Menggunakan dinamika masyarakat Indonesia dan seluruh aspek kehidupan

Kekurangan Historiografi Modern

  • Belum mampu menjelaskan sejarah secara maksimal.
  • Kurang fleksibel karena terlalu berpedoman terhadap metode ilmiah.
  • Belum tentu bertujuan untuk peningkatan rasa nasionalisme, karena terkadang hanya berfokus untuk tujuan yang sifatnya akademis.

Contoh Historiografi Modern

  1. Dalam perkembangaannya historiografi Indonesia modern, dimulai sekitar tahun 1957, waktu diselenggarakannya Seminar Sejarah Nasional Indonesia pertama di Yogyakarta.
  2. Historiografi modern dianataranya yaitu Pemberontakan Petani Banten 1888 karya Sartono Kartodirdjo serta Revolusi Pemuda karya Benedict Anderson.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Sudahkah Anda Tahu Sejarah Musik Manusia Di Bumi? Yuk Simak


Historiografi Nasional

Tokoh yang berperan dalam mengembangkan historiografi nasional adalah Prof. Dr. Satono Kartodirdjo yang oleh teman-temannya sesama sejarawan dijuluki “Sejarawan Ratu Adil”. Adapun ciri-ciri historiografi Nasional adalah sebagai berikut :

  1. Hasil penulisan merupakan perbandingan dari berbagi sumber baik itu sumber kolonial maupun sumber lokal.
  2. Penulisnya adalah orang-orang akademisi/kritis dalam bidang bahasa, kesusastrraan dan kepurbakalaan.
  3. Tidak hanya mengangkat sejarah orang-orang besar dan Negara saja, tetapi lebih pada kemanusiaannya, yaitu kebudayaan.
  4. Cara pandang yang digunakan dalam melihat peristiwa tidak lagi dari satu sisi melainkan memandang suatu peristiwa dari berbagai sudut pandang. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya subjektifitas dalam menulisan sejarah.

Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Sejarah dan Biografi Ir. Soekarno


Macam Historiografi Tradisional

Historigrafi tradisional dapat dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu :

  • Historiografi Tradisional Kuno

Ciri-ciri historiografi tradisional kuno sebagai berikut :

  1. Merupakan Hasil Terjemahan Kebudayaan Hindu
    Kitab Ramayana yangh dikarang oleh Walmiki merupakan salah satu dampak yang ditimbulkan dari penyebaran agama Hindu-Budha dari India yang sampai ke Indonesia. Akibat lain yang ditimbulkan adalah munculnya pengaruh hasil-hasil kebudayaan yang bisa dilihat dengan banyaknya kitab-kitab dari India yang diterjemahkan dalam bahasa setempat (Jawa Kuno) seperti kitab Mahabarata dan Ramayana.
  2. Bersifat Religiomagis
    Karya-karya historiografi yang dihasilkan didominasi oleh unsur kepercayaan. Hal ini bertujuan dalam rangka penyebaran agama. Contohnya adalah Aji Saka, dan Sutasoma
  3. Bersifat Kratonsentris
    Penulisan historiografinya memusatkan perhatian pada sudut pandang kraton. Contohnya kitab Negarakartagama yang menceritakan tentang Ken Arok sebagai raja Kerajaan Singasari sampai kepada pemerintahan Hayam Wuruk dari Kerajaan majapahit.
  4. Bertujuan Untuk Menaikkan Martabat Kasta Brahmana
    Historigrafi yang ditulis umumnya berisi menganai peranan kasta brahmana pada suatu negeri. Contohnya kitab Calon arang yang bercerita tentang seorang brahmana yang bernama Bharada bersama muridnya yang bernama Mpu bahula berhasil membunuh Calon Arang yang telah menyebarkan wabah penyakit di seluruh negeri bawahan Raja Airlangga.

  • Historiografi Tradisional Tengah

Historiografi yang dihasil umumnya berupa kidung dengan ciri-ciri sebagai berikut :

  1. Peristiwanya Terjadi di Luar Kraton
    Penulisan sejarah (kidung) sudah memperhatikan kejadian-kejadian yang terjadi di luar lingkungan kraton. Historigrafi ini (kidung) ditulis dengan tujuan memperingati peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah
  2. Bersifat Etnosentris
    Historigrafi ditulis berdasarkan sudut pandang suku atau kebudayaan tertentu. Contonya kidung-kidung yang dihasilkan sebagai hasil penulisan sejarah semuanya berbentuk khas Jawa.
  3. Bersifat Naratif Konsepsional
    Isi historiografi bersifat narasi sehingga ceritanya bersifat subjektif meskipun masih berdasar pada fakta-fakta yang ada.
  4. Bersifat Nonofficial
    Historigrafi ini bertujuan untuk memberikan pengertian kepada masyarakat tentang norma-norma kebaikan dan kepahlawanan.

  • Historiografi Tradisional Baru

Ciri-ciri historiografi tradisional baru adalah sebagai berikut :

  1. Unsur-unsurnya Bergaya Islam Jawa (Mitologis)
    Mitologis akan menjawab pertanyaan bagaimana sesuatu itu dapat terjadi. Dalam kebudayaan Islam sesuatu terjadi karena kekuatan alam yang dipersonifikasikan dengan kedatangan wahyu. Sebagai contoh : seorang raja yang tidak diketahui asal usulnya tetapi dapat menjadi raja dikatakan ia mendapatkan wahyu, seperti yang dialami oleh Jaka Tingkir (Raja Pajang) dan Sutawijaya (Raja Mataram Islam)
  2. Bersifat Kronologi
    Ceritanya telah disusun berdasarkan urutan waktunya seperti urutan waktu berdirinya kerajaan yang ditulis dalam sebuah babad.
  3. Bersifat Etnosetris
    Ceritanya hanya terjadi pada kalangan, suku atau kebudayaan tertentu.
  4. Bersifat Feodalistik
    Ceritanya berkisar kejadian disekitar kraton sehingga peristiwa yang sama sekali tidak berhubungan dengan kraton tidak disinggung. Hal ini dikarenakan orang-orang yang menulisnya adalah orang yang bekerja pada kraton