Pendekatan dan Prinsip Geografi beserta Contohnya

Diposting pada

prinsip-geografi

Pengertian Geografi

Eratoshenes yang hidup 200 tahun sebelum Masehi dianggap sebagai orang pertama yang meletakkan dasar pengetahuan tentang bumi.Ia membuat karya tulis sebanyak 3 jilid yang berjudul Geographein. Di dalam buku tersebut,ia menguraikan antara lain tentang perubahan-perubahan daratan, lautan,gejala-gejala alam di lautan, benda-benda langit berikut jaringan-jaringan derajat astronomi. Pada jilid ketiga ia menguraikan daerah-daerah berikut kependudukannya.

Geografi berasal dari kata geographyca (bahasa Yunani).Geo artinya bumi dan graphein artinya tulisan, uraian, lukisan atau deskripsi (pemerian).Berdasarkan asal kata tersebut, geografi merupakan ilmu pengetahuan yang menuliskan, menguraikan, atau mendeskripsikan hal-hal yang berhubungan dengan bumi.


Batasan pada Geografi

Batasan geografi sangat banyak dan mengalami perubahan sesuai dengan kemajuan peradaban manusia.Berikut ini adalah beberapa tokoh dengan definisi atau batasannya masing-masing (Nursid Sumaatmadja).

  • Sidney dan Donal J.D. Mulkerne, menyatakan bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan tentang bumi dan kehidupan makhluk yang ada di atasnya.
  • Hartshorne, menyatakan bahwa geografi berguna untuk memberikan deskripsi yang beraturan dan teliti dari permukaan bumi.
  • Starbo, menyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari karakteristik tertentu pada suatu wilayah dan memperhatikan hubungan antara berbagai tempat.
  • Yeates, menyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang memperhatikan perkembangan rasional dan lokasi di permukaan bumi.
  • Alexander, menyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh lingkungan alam pada aktivitas manusia.
  • Bintaro, menyatakan bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan yang menceritakan dan menerangkan sifat bumi; menganalisis gejala alam dan penduduk; mempelajari corak yang khas dalam kehidupan dan berusaha mencari fungsi unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu.

Berdasarkan keputusan Lokakarya Nasional di Semarang 19 April 1988, dinyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan gejala geosfer dengan sudut pandang kewilayahan atau kelingkungan dalam konteks keruangan.
Yang dimaksud dengan gejala geosfer ialah gejala-gejala alam yang berhubungan dengan litosfer, hidrosfer, dan atmosfer.

  1. Litosfer, yaitu kulit bumi termasuk permukaan tanah.
  2. Hidrosfer, yaitu perairan darat dan perairan laut.
  3. Atmosfer, yaitu udara yang menyelimuti bumi.

Dalam menjelaskan hubungan timbal balik antara manusia dengan alam, geografi menggunakan sudut pandang kewilayahan.Maksudnya, geografi membahas suatu wilayah menurut kenyataan wilayah tersebut.Geografi sangat memperhatikan cirri khas setiap wilayah.

Dalam geografi, wilayah dapat diartikan sebagai luas atau sempitnya suatu bagian permukaan bumi. Wilayah yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Setelah geografi dengan sudut pandang kewilayahan akan memberikan kejelasan tentang interaksi (saling berhubungan) dan interdepensi (saling ketergantungan) antara manusia dengan alam di lingkungan hidupnya.

Persamaan dan perbedaan gejala geosfer dipelajari dengan sudut pandang kewilayahan dan konteks keruangan, yaitu ruang tempat hidup manusia. Di salam ruang tersebut terdapat hubungan saling ketergantungan antara manusia dengan lingkungan alam. Dengan demikian dapat diketahui sejauh mana interaksi antara manusia dengan lingkungannya dan tingkat hidup mereka.


Konsep Dasar Geografi

  • Konsep aglomerasi, yaitu persebaran gejala geografi yang mengelompok di suatu tempat karena ada faktor-faktor yang menguntungkan. Contohnya: penduduk biasanya bertempat tinggal di daratan rendah yang subur.
  • Konsep diferensi area, yaitu adanya perbedaan cirri khas suatu daerah dengan daerah lain.
  • Konsep interaksi dan interdepensi, yaitu peristiwa-peristiwa yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi gejala alam.
  • Konsep jarak, yaitu berkaitan dengan proses pencapaian ke suatu lokasi dan perhitungan jarak antara satu tempat ke tempat lain.
  • Konsep keterjangkauan, yaitu tersedianya sarana dan prasarana untuk mencapai suatu wilayah. Misalnya, transportasi di saerah rendah lebih mudah dibandingan transportasi di pegunungan.
  • Konsep keterkaitan keruangan, yaitu hubungan antara persebaran gejala geografi di suatu tempat dengan gejala lain.
  • Konsep lokasi, yaitu konsep yang sangat penting dalam geografi. Konsep ini ada dua, yaitu lokasi relatif dan lokasi absolut.
  • Lokasi relatif adalah lokasi yang didasarkan pada keadaan daerah sekitar.
  • Lokasi absolut adalah lokasi yang didasarkan pada garis lintang dan gars bujur.
  • Konsep morfologi, yaitu konsep yang berhubungan dengan relief (bentuk permukaan bumi) yang berbeda-beda sehingga kegunaanya pun berbeda.
  • Konsep nilai kegunaan, yaitu nilai yang berhubungan dengan manfaat fenomena yang ada. Misalnya, daerah wisata bagi wisatawan merupakan tempat rekreasi, tetapi bagi pedagang merupakan tempat yang menguntungkan untuk berdagang.
  • Konsep pola, yaitu berkaitan dengan persebaran fenomena permukiman, sungai, jenis tanah, dan pengembangan kota.

Pendekatan Geografi

Dalam geografi dekenal beberapa pendekatan, yaitu pendekatan ruangan (spatial approach), pendekatan ekologi (ecological approach), pendekatan kronologi (history approach), dan pendekatan sistem (system approach).

Pendekatan Keruangan (Spatial Approach)

Pendekatan keruangan adalah mempergunakan prinsip-prinsip yang berlaku, yaitu prinsip persebaran, interelasi, dan deskripsi.Pendekatan keruanagn ini meliputi sebagai berikut.

  1. Pendekatan Topik
    Untuk pendekatan suatu gejala atau masalah dalam studi geografi dapat dimulai dari topik utama yang menjadi perhatian utama, misalnya kelaparan.Kelaparan di suatu daerah di ungkapkan jenis, sebab, persebaran, intensitas, dan interelasinya dengan gejala lain dan masalah secara keseluruhan. Dengan begitu, masalah geografi di daerah tersebut dapat di ungkap secara lebih luas.
    Pendekatan topik dapat di lakukan terhadap topic-topik lainnya, seperti kekurangan air, erosi, industri, pengangguran, dan kenakalan remaja.Dalam melakukan pendekatan topik, pada prinsipnya tidak boleh terlepas hubungannya dengan ruang yang menjadi topik tersebut.Faktor-faktor geografi seperti keadaan fisis dan manusianya harus diikutsertakan dalam pendekatan ini. Berdasarkan landasan keruangan, kita dapat mengungkapkan karakteristik masalah kelaparan di wilayah tertentu dibandingkan dengan masalah kelaparan di daerah lain.
  2. Pendekatan Aktifitas Manusia
    Dalam pendekatan utamanya, pendekatan ini di arahkan kepada aktivitas manusianya. Aktivitas penduduk dapat ditinjau dari persebaran, interelasi, dan deskripsinya dengan gejala lain yang berhubungan dengan aktivitas itu. Dari persebaran penduduk, kita dapat membedakan jenis aktivitas sehubungan dengan mata pencaharian.Misalnya, apakah aktivutas itu berlangsung di daratan rendah, di daratan tinggi atau pegunungan, di pantai, dan sebagainya.
    Dengan adanya persebaran kegiatan penduduk tadi, dapat pula di ungkapkan interelasinya dengan keadaan kesuburan tanah, keadaan geologi, keadaan tinggi rendah permukaan, dan sebagainya.Oleh karena itu, kita dapat membuat deskripsi tentang aktivitas penduduk berdasarkan persebaran dalam ruangan.
  3. Pendekatan Regional
    Region adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang memiliki karakteristik tertentu yang khas dan membedakan diri dari region-region yang lain. Adapaun pendekatan region adalah mendekati suatu gejelah atau masalah dari region atau wilayah tempat gejala tadi tersebar.Pendekatannya ditekankan kepada region yang merupakan ruang atau wadahnya, bukan kepada topik atau aktifitas manusianya.Misalnya, maslah pantai.
    Dalam hal ini, kita mengungkapkan masalah abrasi pantai.Apa saja yang menjadi penyebab terjadinya abrasi pantai. Lalu, kita dapat mengungkapkan interelasi abrasi dengan penanaman hutan bakau (mangrove) di pantai.Apakah hutan bakau di pantai dapat menguangi abrasi pantai?Kita dapat membandingkan kondisi antara pantai yang tidak ditumbuhi pohon-pohon bakau.Itulah sebabnya antara pendekatan topik, pendekatan aktivitas manusia, dan pendekatan regional sukar dipisahkan satu sama lainnya. Hal itu terjadi karena suatu pendekatan akan membantu pendekatan lainnya.

Pendekatan Ekologi (Ecological Approach)

Pendekatan ekologi adalah suatu metodologi untuk mendekati, menelaah, dan menganalisis suatu gejala atau masalah dengan menerapkan suatu konsep san prinsip ekologi.Ekologi manusia berkenaan dengan interelasi antara manusia dengan lingkungannya yang membentuk suatu sistem ekologi atau ekosistem.Geografi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang ekologi manusia yang menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan persebaran dan aktivitas manusia.

Pandangan dan penelaahan ekologi di arahkan kapada hubungan antara manusia sebagai makhluk hidup dengan lingkungan alam. Pendekatan ekologi dapat mengungkapkan masalah persebaran dn aktivitas manusia dengan lingkungan alamnya. Demikian pula daerah pertanian, daerah perindustrian, daerah perkotaan dan sebagainya.

Pendekatan Kronologi (History Approach)

Pendekatan kronologi (history atau sejarah) dapat menjelaskan dimensi waktunya dan dapat pula menjelaskan pertumbuhan dan perkembangannya.Studi geografi dalam meneliti dan menganalisis gejala melalui konsep regional tidak hanya memperhatikan urutan waktu sebagai faktor ruang, melainkan juga harus memperhatikan tempat sebagai faktor historinya.Pendekatan kronologi suatu gejala atau masalah pada ruang tertentu dapat kita lakukan sebagai berikut:

  1. Mengkaji perkembangannya
  2. Melakukan prediksi proses gejala atau masalah tadi pada masa-masa yang akan datang
  3. Melakukan pengkajian dinamika dan perkembangan suatu gejala geografi di daerah atau wilayah tertentu.

Meneliti, menganalisis, dan mengadakan interpretasi peta suatu wilayah dengan menggunakan pendekatan historis, artinya dengan menggunakan peta perkembangan daerah berdasarkan urutan waktunya. Kita akan dapat melihat kecenderungan ke arah mana kota itu tumbuh berkembang.

Pendekatan Sistem (System  Approach)

Pendekatan sistem adalah mode berpikir sintetik yang diterapkan kepada masalah yang merupakan suatu sistem (Nursid Sumaadja, 1981).Mode berpikir sintetik adalah mode berpikir yang didasarkan atas doktrin ekspansionisme. Doktrin ekspansionisme adalah cara meninjau suatu benda atau hal sebagai bagian dari keseluruhan yang besar. Pendekatan sistem diartikan sebagai suatu metodologi yang digunakan untuk mendekati, menelaah, dan mengkaji sistem gejala geografi dan sistem keruangan (spatial system).


Prinsip-Prinsip Geografi

Setiap bidang ilmu memiliki konsep dan prinsip tersendiri, walupun terkadang ada kesamaan prinsip antara beberapa bidang ilmu. Prinsip suatu ilmu digunakan sebagai dasar guna menjelaskan fenomena yang terjadi dengan memahami karakteristik yang dimiliki dan keterkaitan fenomena tersebut dengan permasalahan yang lain.

Pada batasan-batasan geografi dapat dilihat bahwa adanya prinsip yang dipergunakan dalam mempelajari ilmu geografi. Prinsip-prinsip ini menjadi dasar di uraian, pengkajian dan juga pengungkapan gejala, faktor, variabel dan juga masalah Geografi. Adapun prinsip-prinsip yang dipegang dalam geografi adalah sebagai berikut.

  • Prinsip Distribusi (Penyebaran)

Prinsip yang pertama yang digunakan untuk menelaah dan mengkaji gejala dan fakta geografi ialah prinsip distribusi atau penyebaran. Geografi menganut prinsip ini karena adanya persebaran fenomena geografi yang tidak merata di muka Bumi. Fenomena tersebut dapat berupa bentang alam, tumbuhan, hewan dan juga manusia.

Tugas geografi memberikan gambaran tentang penyebaran fenomena tersebut dan juga penyebab terjadinya. Dengan memperhatikan penyebaran suatu fenomeena yang terjadi, pengungkapan persoalan yang berkenaan dengan fenomena tersebut bisa terarah degan baik. Tidak hanya itu, penggunaan prinsip penyebaran juga bisa mengungkap hubungan antara satu fenomena dengan yang lain secara menyeluruh.

Misalnya adalah, penyebaran potensi air yang berbeda dari satu tempat dengan tempat lainnya, penyebaran polusi udara, penyebaran limbah cair dalam tanah, dan laninnya.

  • Prinsip Interelasi (Keterkaitan)

Setelah pola penyebaran dan fakta geografi dalam suatu ruang telihat, prinsip ke dua dari geografi ialah mengurai hubungan yang saling terkait didalamnya. Geografi menganut prinsip ini dikarena adanya hubungan yang saling terkait antara alam dan juga manusia. Interelasi atau hubungan ini bisa terjadi antara alam dengan alam, manusia dengan manusia, maupun alam dan manusia. Melalui hubungan tersebut, pengungkapan karakteristik gejala atau fakta geografi tempat atau pun wilayah tertentu juga bisa dilakukan.

Misalnya ialah, fenomena banjir yang terjadi akibat penebangan hutan di wilayah hulu atau kekeringan yang berkepanjangan sebagai dampak adanya La Nina.

  • Prinsip Deskripsi (Penggambaran)

Ketika pola penyebaran disuatu fenomena dan keterkaitannya dalam suatu ruang, tugas geografi selanjutnya ialah mendeskripsikan hal-hal tersebut. Geografi menganut prisnip ini ditujukan guna menggambarkan fenomena geosfer yang memerlukan deskripsi baik melalui tulisan, table, gambar maupun grafik yang disajikan melalui fakta, gejala, dan juga masalah sebab-akibat secara kualitatif maupun kuantitatif. Contohnya , peta persebaran lempeng tektonik di dunia.

  • Prinsip Korologi

Prinsip Korologi adalah gabungan atau perpaduan dari ketiga prinsip diatas. Dalam prinsip ini gejala dan juga permasalahan geografi dianalisis persebarannya, interaksi dan juga interelasinya dari berbagai aspek yang mempengaruhinya. Prinsip korologi, adalah prinsip geografi yang komprehensip, karena memadukan prinsip-prinsip lainnya. Prinsip ini adalah ciri dari geografi  modern.

Contoh Penerapan Prinsip Geografi

Prinsip menjadi dasar dalam melakukan copi uraian, pengungkapan, dan penyajian gejala, variabel, faktor, dan masalah geografi dalam fenomena geosfer. pada saat akan melakukan pendekatan terhadap objek yang akan dikaji, dasar atau prinsip ini harus selalu menjiwainya. secara teoritis prinsip geografi terdiri dari prinsip penyebaran (distribusi), prinsip sebab akibat (interelasi), prinsip penggambaran (deskripsi), dan prinsip gabungan (korelasi).

Prinsip penyebaran (distriusi)

Prinsip ini mengkaji gejala dan fakta geografi baik yang berkenaan  dengan alam maupun yang berkenaan dengan manusia yang tersebar di permukaan bumi. penyebaran dan gejala dan fakta geografi di permukaan bumi tidak merata di setiap wilayah. dengan melihat dan menggambarkan berbagai gejala dan fakta geografi dalam peta,  maka kita akan dapat mengungkapkan  hubungannya antara satu sama lainnya. selanjutnya juga akan dapat memprediksi keadaanya di kemudian hari. prinsip penyebaran menjadi kunci utama pada studi geografi karena dengan prinsip ini dapat pula dijelaskan prinsip-prinsip lainnya.

contoh:

  • Persebaran copi flora dan fauna di Indonesia yang dibagi menjadi 3 bagian menurut garis Wallace dan garis Weber. Alasan …. (dapat dikaji dalam prinsip prinsip sebab akibat (interelasi), prinsip penggambaran (deskripsi), dan prinsip gabungan (korelasi).
  •  Penduduk di daerah suburnya biasanya membuat pemukiman yang mengelompok, sedangkan penduduk copi di daerah pegunungan membuat pemukiman yang tersebar. alsan …. (dapat dikaji dalam prinsip sebab akibat (interelasi), prinsip penggambaran (deskripsi), dan prinsip gabungan (korelasi).

Prinsip sebab akibat (interelasi)

Setelah melihat gejala dan fakta geografi dalam penyebarannya yang tidak merata dalam ruang atau wilayah-wilayah tertentu, akan dapat diungkapkan pula hubungan satu sama lain. prinsip interelasi dapat copi mengungapkan hubungan antara faktor fisik dengan faktor fisik, faktor manusia dengan faktor manusia, dan faktor fisik dengan faktor manusia. dari hubungan tersebut akan dapat diungkapkan karakteristik gejala atau fakta geografi di tepat atau wilayah tertentu. interlasi/hubungan seba-akibat gejala, fakta, atau faktor tersebut dapat diukur secara matematik dengan metode kuantitatip.

contoh:

  • Indonesia menjadi wilayah rawan gunung meletus karena copi dilewati oleh tiga sistem pegunungan api dunia (ring of fire).
  • tingkat kriminalitas di kota-kota besar masih lebih tinggi dibandingkan dengan di desa karena ….
  • banjir di kota jakarta seringkali diakibatkan oleh perilaku penduduk yang tidak mempedulikan kelestarian lingkungan.

Prinsip Penggambaran (deskripsi)

Penjelasan atau deskripsi merupakan suatu prinsip dalam studi geografi untuk memberikan gambaran lebih jauh tentang gejala atau masalah yang copi sedang dikaji. prinsip ini dapat dijelaskan melalui kata-kata, diaram, grafik atau tabel . bentuk-bentuk deskripsi tersebut akan memberikan penjelasan tentang apa yang sedang dikaji.

contoh:

wilayah rawan banjir di DKI Jakarta 30 persen berada di jakarta timur, 20 persen di jakarta barat, 10 persen di jakarta pusat, 20 pesen di jakarta selatan, dan 20 persen di jakarta barat. buat tabel, diagram, dan grafiknya ….

Prinsip gabungan (korelasi)

Prinsip ini merupakan prinsip geografi yang komperhensif  karena memadukan prinsip-prinsip lainnya. prinsip korologi merupakan ciri copi dari geografi modern yang diperkenalkan oleh Alfred Hettner. pada prinsip ini gejala, fakta, dan maslah ditinjau dari penyebararannya, interelasinya, dan interaksinya dalam ruang. faktor, sebab, dn akibat terjadinya suatu gejala atau masalah selalu terjadi dan tidak dapat dilepaskan dari ruang yang bersangkutan. ruang ini memberikan karakteristik kepada kesatuan gejala, kesatuan fungsi, dan kesatuan bentuk karena ruang merupakan satu kesatuan utuh.

contoh:

titik banjir di jakarta terpusat di sekitaran daerah aliran sungai ciliwung, pesanggrahan, dan kali angke. wilayah rawan banjir di DKI Jakarta 30 persen berada di jakarta timur, 20 persen di jakarta barat, 10 persen di jakarta pusat, 20 pesen di jakarta selatan, dan 20 persen di jakarta barat. banjir tersebut seringkali diakibatkan oleh perilaku penduduk yang tidak mempedulikan kelestarian lingkungan seperti copipaste tugas membuang sampah sembarangan, alih fungsi lahan di hulu sungai, dsb. hulu sungai-sungai tersebut meliputi wilayah bogor dan depok. jadi, untuk meminimalisir dampak banjir di jakarta diperlukan kerjasama antara pemimpin dan masyarakat bogor, depok, dan jakarta (koperhensif=menyeluruh).


Daftar Pustaka

  • Ullman (1954), “Geografi adalah interaksi antar ruang” Dalam buku Geography a Spatial Interaction.
  • Maurice Le Lannou (1959).“Objek study geografi adalah kelompok manusia dan
  • organisasinya di muka bumi”Buku : La Geographie Humaine.